livescorepialadunia – AC Milan harus menghadapi kabar buruk yang bisa berdampak signifikan pada musim mereka, terutama di lini tengah. Gelandang kunci mereka, Ismaël Bennacer, dikabarkan terancam absen selama tiga bulan karena mengalami cedera serius. Cedera yang diderita Bennacer ini menjadi pukulan besar bagi Rossoneri, mengingat pentingnya peran pemain asal Aljazair tersebut dalam formasi dan strategi pelatih Stefano Pioli.
Dengan Bennacer diperkirakan absen selama beberapa bulan ke depan, AC Milan kini harus menghadapi berbagai tantangan, baik di kompetisi domestik Serie A maupun di Eropa, tanpa salah satu gelandang terbaik mereka. Artikel ini akan membahas detail cedera Bennacer, dampaknya bagi AC Milan, serta bagaimana tim harus beradaptasi untuk menjaga performa mereka di lapangan.
Cedera Bennacer: Kronologi dan Penyebab
Ismaël Bennacer mengalami cedera dalam pertandingan penting Serie A ketika AC Milan menghadapi salah satu rivalnya. Dalam situasi perebutan bola, Bennacer terjatuh dan tampak kesakitan, memegangi lututnya. Meskipun pada awalnya Bennacer mencoba untuk melanjutkan permainan, jelas terlihat bahwa cederanya cukup serius, dan ia terpaksa ditarik keluar pada babak pertama. Setelah pertandingan, tim medis AC Milan melakukan serangkaian tes untuk menentukan tingkat keparahan cedera yang dialami oleh Bennacer.
Hasil tes medis mengungkapkan bahwa Ismaël Bennacer mengalami cedera pada ligamen lututnya, yang merupakan salah satu cedera paling serius bagi pesepakbola. Cedera lutut, terutama yang berkaitan dengan ligamen, seringkali membutuhkan waktu pemulihan yang lama, dan bisa berpotensi mengakhiri musim bagi seorang pemain, tergantung pada tingkat keparahannya. Dalam kasus Bennacer, kabar terbaru menyebutkan bahwa ia mungkin membutuhkan setidaknya tiga bulan untuk pulih sepenuhnya, meskipun proses pemulihan dapat bervariasi tergantung pada respons tubuhnya terhadap rehabilitasi.
Pentingnya Bennacer untuk AC Milan
Ismaël Bennacer telah menjadi pemain kunci di lini tengah AC Milan sejak kedatangannya dari Empoli pada tahun 2019. Dalam tiga musim terakhir, ia menjadi salah satu sosok yang tak tergantikan di lini tengah AC Milan, berkat kombinasi kemampuan bertahan, distribusi bola, dan visinya di lapangan. Sebagai gelandang bertahan, Bennacer memiliki peran penting dalam menghubungkan lini belakang dengan lini depan AC Milan, sambil juga memberikan perlindungan kepada bek-bek AC Milan dengan tackling dan pressing yang luar biasa.
Selain itu, Bennacer juga dikenal sebagai pemain yang mampu menjaga penguasaan bola di bawah tekanan, membuatnya menjadi salah satu playmaker dalam skema Stefano Pioli. Kualitas ini membuat Bennacer bukan hanya sebagai gelandang bertahan biasa, tetapi juga seorang pengatur permainan dari lini tengah yang mampu mendikte tempo permainan.
Musim lalu, Ismaël Bennacer bermain dalam banyak pertandingan penting bagi AC Milan, termasuk di Liga Champions, di mana AC Milan berhasil mencapai semifinal. Kemampuannya untuk tampil konsisten di level tertinggi membantu AC Milan bersaing di berbagai kompetisi, termasuk Serie A, di mana mereka bersaing ketat untuk posisi empat besar. Kehilangan Bennacer selama tiga bulan ke depan jelas akan menjadi pukulan besar bagi Stefano Pioli dan timnya.
Baca juga:
Dampak Absennya Bennacer pada Taktik Stefano Pioli
Cedera Bennacer akan memaksa Stefano Pioli untuk mencari solusi darurat di lini tengah. Pioli dikenal sebagai pelatih yang fleksibel dalam hal taktik, namun kehilangan Bennacer jelas akan mempengaruhi cara AC Milan bermain. Bennacer adalah penghubung kunci dalam skema 4-2-3-1 yang biasa diterapkan Pioli. Di mana ia berperan bersama Sandro Tonali atau Rade Krunić sebagai poros ganda di lini tengah.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Pioli sudah mencoba beberapa opsi untuk mengatasi absennya Bennacer. Salah satu kandidat utama untuk mengisi posisi Bennacer adalah Tommaso Pobega. Yang memiliki kemampuan bertahan yang baik, meskipun belum menunjukkan level performa yang sama dengan Bennacer. Opsi lain adalah memainkan Rade Krunić sebagai pengganti langsung Bennacer. Krunić dikenal sebagai pemain serba bisa yang bisa bermain di beberapa posisi di lini tengah. Tetapi dia mungkin tidak memiliki kemampuan distribusi bola yang setajam Bennacer.
Pilihan lainnya adalah menarik lebih dalam salah satu pemain kreatif seperti Brahim Díaz atau Charles De Ketelaere. Untuk membantu mengisi kekosongan di lini tengah. Namun, langkah ini bisa mengorbankan kreativitas di lini serang, yang bisa menjadi masalah bagi AC Milan dalam mencetak gol. Dengan banyaknya pertandingan penting yang harus dihadapi, termasuk Liga Champions dan persaingan ketat di Serie A. Absennya Bennacer akan menjadi tantangan besar bagi Pioli dalam menjaga keseimbangan tim.
Ancaman Terhadap Ambisi AC Milan di Serie A dan Eropa
Absennya Bennacer datang pada saat yang kritis bagi AC Milan. Klub saat ini tengah bersaing ketat di papan atas Serie A. Dengan harapan bisa finis di empat besar dan kembali ke Liga Champions musim depan. Tanpa kehadiran Bennacer di lini tengah, Milan harus menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan performa konsisten mereka. Terutama melawan tim-tim papan atas.
Di Liga Champions, absennya Bennacer juga menjadi kekhawatiran besar. Kompetisi Eropa sering kali menuntut permainan yang cepat dan dinamis di lini tengah, di mana kualitas Bennacer sangat dibutuhkan. Milan harus menghadapi lawan-lawan kuat dari seluruh Eropa, dan tanpa Bennacer. Mereka mungkin kesulitan untuk mengontrol permainan di sektor tengah, yang bisa berdampak langsung pada hasil pertandingan mereka di kompetisi tersebut.
Selain itu, absennya Bennacer juga bisa mempengaruhi hubungan antara lini tengah dan lini serang Milan. Bennacer sering kali menjadi pemain yang memulai serangan dari belakang. Dengan umpan-umpan terukur yang mengarahkan bola ke pemain-pemain kreatif seperti Rafael Leão. Olivier Giroud, dan Brahim Díaz. Tanpa dirinya, Milan bisa kehilangan fluiditas dalam transisi serangan, yang pada akhirnya mengurangi produktivitas gol mereka.
Kunjungi kami ROYALACES88