Krisis Setan Merah! 6 Masalah Besar di MU yang Harus Diselesaikan Amorim, Demi Selamatkan Kariernya

Ruben Amorim

6 Masalah Terparah di MU yang Harus Diselesaikan Ruben Amorim: Skema Macet Hingga Nasib Wonderkid

Kekecewaan Memuncak di Old Trafford

Ruben Amorim
Ruben Amorim

livescorepialadunia – Halo Bro dan Sis Manchester United! Klub kesayangan kita kembali menjadi sorotan. Setelah hanya mendulang satu kemenangan dalam lima laga terakhir Liga Inggris, Setan Merah terperosok di posisi kedelapan klasemen sementara.

Meskipun beberapa momen positif sempat muncul sepanjang musim 2025/2026, tanda tanya besar tetap menyelimuti skuad asuhan Ruben Amorim. Publik mulai meragukan kemampuan sang manajer membawa MU kembali ke level standar klub.

Kekecewaan fans mencapai puncaknya setelah hasil 1-1 kontra West Ham di Old Trafford. Suara boo menggema saat wasit meniup peluit panjang. Oleh karena itu, mari kita fokus pada enam persoalan mendasar yang menjadi faktor utama inkonsistensi MU di lapangan.

Naga303

1. Sistem Amorim Macet: Krisis Wing-Back Alamiah

Ruben Amorim datang ke Manchester United dengan reputasi besar berkat keberhasilannya menerapkan formasi 3-4-2-1 di Sporting CP. Namun, publik Old Trafford belum melihat bukti konkret skema tersebut bekerja efektif di Premier League.

Masalah utamanya sederhana: Amorim terlalu kaku dengan sistemnya, padahal MU tak punya pemain yang tepat untuk menjalankannya. Sejak kedatangan pelatih, Patrick Dorgu menjadi satu-satunya wing-back alamiah yang direkrut klub. Tanpa wing-back spesialis, bangunan taktik Amorim otomatis goyah.

Analisis Carragher: Analis Sky Sports, Jamie Carragher, menyoroti isu ini: “Masalah dengan sistem ini adalah tuntutan posisi wing-back.”. Carragher mengambil contoh Amad: “Amad lebih natural sebagai winger, tidak heran ia kesulitan,”. Begitu juga Dalot: “Dalot kebalikannya. Ia lebih bisa bertahan… tapi ia tidak bisa mengalahkan lawan satu lawan satu.”

2. Struktur Pertahanan Rapuh: Terlalu Mudah Ditembus

Selain masalah wing-back, Manchester United dihadapkan pada persoalan besar di sektor pertahanan. Struktur pertahanan Setan Merah terlihat rapuh dan gampang ditembus.

Data Memilukan: MU tercatat telah kebobolan expected goals (xG) sebesar 19,2, angka yang bahkan lebih buruk dibandingkan Wolves (xG kebobolan 18,9). Angka tersebut memperlihatkan betapa seringnya MU memberikan kesempatan emas kepada lawan.

Akar Masalah: Masalah ini tidak terlepas dari minimnya wing-back alamiah. Namun, akar permasalahan juga berkaitan erat dengan komposisi lini tengah. Pertahanan MU bukan hanya bocor, tetapi terlihat tidak sinkron.

3. Masalah di Lini Tengah: Dilema Bruno Fernandes

Bruno Fernandes jelas menjadi salah satu pemain terbaik Manchester United musim ini. Kreativitasnya tak tertandingi. Ia telah menciptakan 40 peluang, terbanyak dibanding pemain mana pun di Premier League. Namun, peran sang kapten di lini tengah justru menjadi dilema besar bagi Ruben Amorim.

Masalahnya sederhana: Bruno bekerja paling optimal di sepertiga akhir lapangan, bukan sebagai bagian dari double pivot (duet gelandang tengah). Ketika Amorim menempatkannya dalam duet gelandang tengah, ia memang membantu progresi serangan, tetapi meninggalkan area pertahanan terlalu terbuka. Casemiro, meski performanya membaik, tidak mungkin mengerjakan pekerjaan dua orang sekaligus.

Analisis Neville: Legenda klub, Gary Neville, menyoroti persoalan ini: “Lini tengah adalah masalah besar dan kita semua tahu itu… Bruno bukan pemain yang bisa main sebagai gelandang bertahan dalam double pivot,”.

4. Masalah Striker: Goal Drought Dua Penyerang Muda

Bisa dibilang, baik Benjamin Sesko maupun Joshua Zirkzee belum mampu tampil mengguncang sejauh ini. Di antara keduanya, mereka baru mencetak tiga gol liga, dengan rata-rata satu gol setiap 319 menit. Jelas, catatan itu harus meningkat jika Manchester United ingin naik di klasemen.

Insight: Kurangnya kontribusi gol dari penyerang utama memberikan tekanan berlebih pada gelandang seperti Bruno Fernandes dan pemain sayap untuk mencetak gol. Masalah ini mengharuskan Amorim mencari solusi cepat, entah dengan finishing drill yang lebih intensif atau dengan mengubah formasi untuk mendukung supply ke lini depan.

5. Kelemahan Bola Mati: Masalah Kebobolan Kronis

Manchester United memiliki kelemahan kronis dalam bertahan dari situasi bola mati. Sejak awal musim lalu, hanya West Ham yang kebobolan lebih banyak dari sepak pojok di Liga Inggris (17) dibandingkan Manchester United (15).

Contoh Terbaru: Memang, sepak pojok menjadi penyebab kebobolan mereka melawan West Ham ketika Soungoutou Magassa memanfaatkan lemahnya koordinasi pertahanan United. Di sisi lain, berita baiknya adalah hanya Arsenal dan Chelsea yang mencetak lebih banyak gol dari bola mati dibandingkan mereka musim ini. Amorim harus segera mengatasi kerapuhan ini.

6. Kebijakan Transfer/Rotasi: Membekukan Kobbie Mainoo

Fans semakin frustrasi dengan Amorim karena ia enggan memasukkan Kobbie Mainoo ke dalam starting XI.

Gelandang (20) itu sebelumnya tampak sebagai salah satu prospek paling cerah di bawah Erik ten Hag, tetapi perkembangannya mandek sejak Amorim datang. Ia baru bermain 171 menit di liga musim ini dan belum menjadi starter sekali pun.

Dampak Keputusan: Oleh karena itu, kepindahannya pada Januari tampak tak terhindarkan, dan itu akan menjadi kerugian besar bagi United. Keputusan Amorim untuk membekukan talenta seperti Mainoo perlu dipertanyakan di tengah masalah inkonsistensi lini tengah tim.

Agen Togel Online Terpercaya Togel88
Daftar disini >> Pasaran Togel88 Online

Live Draw HK
Paito hk