Gak Jodoh sama Barca, David Silva Malah Jadi Legenda Abadi Man City!

David Silva

livescorepialadunia – Siapa sih yang gak kenal David Silva? Kalau ngomongin gelandang kreatif alias playmaker terbaik Spanyol di era modern, namanya pasti masuk daftar papan atas. Akan tetapi, ada satu hal unik dari karier “El Mago” alias Si Penyihir ini. Dia sukses besar dan diakui dunia tanpa pernah berseragam dua raksasa Spanyol: Barcelona atau Real Madrid.

Padahal, di awal tahun 2000-an, kalau mau dianggap “dewa” di Spanyol, jalurnya ya cuma dua klub itu. Namun, Silva berbeda. Dia justru memilih jalan ninjanya sendiri yang puncaknya membuat sejarah baru bersama Manchester City.

Drama 2008: Telepon dari Barcelona yang Gak Berujung Manis

Baru-baru ini, Silva buka kartu soal masa lalunya. Ternyata, dia pernah nyaris banget gabung Barcelona di tahun 2008. Waktu itu, Txiki Begiristain—yang saat itu menjabat sebagai Direktur Olahraga Barcelona—sudah menelepon Silva secara langsung. Intinya, Barca ngebet banget ingin memboyongnya ke Camp Nou.

Coba bayangkan saja, tahun 2008 itu adalah awal mula era kejayaan Pep Guardiola. Seandainya Silva gabung, dia bakal satu tim sama Messi, Xavi, dan Iniesta muda. Ngeri gak tuh?

Sayangnya, takdir berkata lain. Valencia, klub pemilik Silva saat itu, sedang keras kepala banget. Mereka menolak mentah-mentah untuk membuka negosiasi. Silva yang saat itu menjadi aset berharga “Kelelawar Mestalla” dipagari rapat-rapat. Alhasil, Silva gagal menjadi bagian dari skuad Barcelona yang nantinya memenangkan sextuple (enam gelar dalam setahun).

Bangkrut Membawa Berkah?

Hidup memang penuh dengan kejutan. Niat hati Valencia ingin menahan bintangnya, eh tiba-tiba kondisi keuangan klub malah terjun bebas. Masalah finansial yang melilit Valencia memaksa mereka untuk melakukan cuci gudang demi menyelamatkan neraca keuangan.

Akibatnya, aset-aset mahal mereka akhirnya dilego. David Villa dilepas ke Barcelona, Juan Mata nantinya ke Chelsea, dan David Silva? Dia memilih terbang ke Inggris pada tahun 2010 buat gabung sama Manchester City. Siapa sangka, keputusan yang awalnya karena “terpaksa dijual” ini justru menjadi titik balik terbesar dalam hidupnya.

The Untold Story: Kenapa City Adalah Pilihan Terbaik

Kalau kita bedah lebih dalam, kegagalan Silva pindah ke Barcelona di 2008 itu sebenarnya adalah berkah tersembunyi (blessing in disguise). Kenapa bisa begitu? Yuk, kita lihat data dan faktanya berikut ini.

1. Menghindari Bayang-Bayang Xavi-Iniesta

Mari bicara data teknis. Pada periode 2008-2012, lini tengah Barcelona diisi oleh trio sakral: Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets. Ini adalah trio lini tengah terbaik dalam sejarah sepak bola.

Oleh karena itu, jika Silva memaksakan diri pindah ke Barca saat itu, besar kemungkinan menit bermainnya bakal terbagi. Silva adalah tipe pemain “Nomor 10” atau playmaker sayap yang butuh kebebasan. Di Barca, peran itu sudah dikunci oleh Iniesta dan Messi. Sebaliknya di Manchester City, Silva justru menjadi pusat permainan (focal point). Dia adalah otak serangan City selama satu dekade. Tanpa Silva, mungkin Sergio Aguero gak akan setajam itu.

2. Statistik Gila “El Mago” di Inggris

Keputusan pindah ke Inggris sempat diragukan banyak orang. Fisik Silva yang kecil dianggap tidak bakal kuat main di Premier League yang keras. Meskipun demikian, Silva membungkam semua keraguan itu dengan elegan.

Selama 10 tahun (2010-2020) berseragam The Citizens, statistik David Silva itu gokil banget:

  • Total Penampilan: 436 pertandingan.

  • Gol: 77 gol.

  • Assist: 140 assist (salah satu yang terbanyak dalam sejarah Premier League).

  • Trofi: 4 gelar Premier League, 2 FA Cup, 5 League Cup, dan 3 Community Shield.

Silva bukan cuma pelengkap, melainkan dia adalah fondasi perubahan status Manchester City dari “tetangga yang berisik” menjadi penguasa Inggris.

3. Patung di Etihad Stadium: Bukti Legenda

Level legenda David Silva di Manchester City itu tidak main-main. Kalau di Barcelona dia mungkin cuma jadi “salah satu legenda”, sementara di City dia diperlakukan bak raja. Buktinya? Manajemen Manchester City sampai membuatkan patung David Silva di depan Etihad Stadium.

Penghargaan ini cuma dikasih ke tiga orang yang dianggap mengubah sejarah klub: Vincent Kompany, Sergio Aguero, dan David Silva. Ini adalah pengakuan tertinggi yang mungkin tidak akan dia dapatkan kalau cuma jadi pemain rotasi di Real Madrid atau Barcelona.

Naga303

4. Generasi Emas Spanyol

Di sisi lain, meski tidak bermain di Barca atau Madrid, Silva tetap jadi andalan Timnas Spanyol. Data mencatat dia punya 125 caps dan mencetak 35 gol untuk La Furia Roja. Dia adalah bagian vital saat Spanyol juara Piala Dunia 2010 dan Euro 2008 serta 2012.

Bahkan, gol pembuka Silva di final Euro 2012 lawan Italia lewat sundulan adalah bukti kalau dia bisa bersinar di antara dominasi pemain Barca dan Madrid di timnas saat itu.

5. Akhir Karier yang Manis di Real Sociedad

Setelah puas menaklukkan Inggris, Silva pulang ke Spanyol di tahun 2020. Bukan ke Valencia, Barca, atau Madrid, tetapi ke Real Sociedad. Di usia yang sudah tidak muda, magisnya belum hilang. Dia berhasil membawa Sociedad juara Copa del Rey 2019/2020—trofi pertama klub itu setelah sekian lama.

Sayangnya, cedera lutut parah (ACL) di tahun 2023 memaksanya pensiun. Tapi, warisannya sudah jelas. Silva membuktikan kalau kamu tidak perlu main di Barcelona atau Real Madrid buat diakui sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dilahirkan Spanyol.

Kesimpulan

David Silva sendiri mengakui, di kultur Spanyol, main buat Barca atau Madrid memang memberi validasi instan. Namanya mungkin bakal lebih sering masuk headline koran jika dia gabung Barca. Akan tetapi, dengan memilih City, dia mendapatkan sesuatu yang lebih berharga: status sebagai legenda abadi yang membangun sebuah dinasti dari nol.

Jadi, buat fans City, bersyukurlah Valencia bangkrut di tahun 2010. Kalau tidak, mungkin sejarah Premier League bakal beda ceritanya!

Live draw SGP