Jago Kandang? Kutukan Bintang Lapangan Hijau
livescorepialadunia. Halo Bolaneters! Sepak bola itu emang kadang gak adil, Sob. Banyak pemain yang dipuja-puja sebagai dewa di klubnya, panen trofi liga sampai Liga Champions, tapi begitu pakai jersey timnas? Beuh, nasibnya tragis banget.
Beda nasib sama Lionel Messi yang akhirnya “tamat” main bola setelah juara Piala Dunia, atau Cristiano Ronaldo yang udah nyicipin Euro, ada sederet nama besar yang harus pensiun (atau hampir pensiun) dengan lemari trofi timnas yang kosong melompong. Padahal, skill mereka di atas rata-rata!
Siapa aja sih mereka? Berikut adalah 8 pemain kelas dunia yang belum pernah (dan mungkin gak akan pernah) ngangkat piala bareng negaranya. Yang pertama lagi jadi sorotan banget, nih!
1. Mohamed Salah (Mesir): Raja Anfield yang Penasaran
Kita mulai dari “The Egyptian King”. Di Liverpool, Mo Salah itu udah kayak Tuhan-nya Anfield. Juara Premier League? Udah. Liga Champions? Udah. Top skor? Langganan. Tapi kalau udah ngomongin Timnas Mesir, ceritanya jadi sedih, Gengs.
Legenda Liverpool, Jamie Carragher, baru-baru ini nyentil fakta ini. “Dia pemain terhebat yang pernah dimiliki Mesir. Tapi Mesir itu negara tersukses di sejarah AFCON (Piala Afrika), dan Salah belum pernah menangin itu sekalipun,” kata Carragher.
Data & Fakta Nyesek: Salah, yang sekarang udah umur 33 tahun (per 2025), sebenernya udah dua kali bawa Mesir ke final AFCON.
-
Final 2017: Kalah tragis 1-2 dari Kamerun lewat gol menit akhir Vincent Aboubakar.
-
Final 2021: Kalah adu penalti lawan Senegal (yang saat itu dibela sohibnya sendiri, Sadio Mane). Salah bahkan belum sempet nendang penalti karena keburu kalah!
Bentar lagi AFCON bakal mulai. Dengan Mesir jadi favorit kedua di belakang Maroko (semifinalis Piala Dunia 2022), ini mungkin kesempatan terakhir Salah buat membungkam haters. Bisa gak ya dia pecah telor?
2. Wayne Rooney (Inggris): Generasi Emas yang Karatan
Kalau ada satu nama yang paling mewakili kegagalan “Golden Generation” Inggris, itu adalah Wazza. Rooney adalah top skor sepanjang masa Man United dan sempet jadi top skor Timnas Inggris (sebelum disalip Harry Kane).
Tapi di turnamen mayor? Zonk besar. Rooney gak pernah bisa bawa Three Lions lewatin perempat final, baik di Euro maupun Piala Dunia. Padahal skuad Inggris waktu itu isinya monster semua: Gerrard, Lampard, Ferdinand, Terry.
Momen Paling Diingat: Siapa yang bisa lupa kartu merah Rooney di Piala Dunia 2006 pas lawan Portugal? Insiden injak Ricardo Carvalho dan kedipan mata Cristiano Ronaldo itu jadi simbol kehancuran Inggris. Rooney sendiri ngaku di acara Stick to Football, “Gue selalu mikir kalau kita menang, itu karena gue. Tapi kalau kalah, gue juga ngerasa itu salah gue karena gak main bagus.” Beban mentalnya berat banget, Bro!
3 & 4. Eden Hazard & Kevin De Bruyne (Belgia): Generasi Emas yang Sia-Sia
Dua nama ini kita jadiin satu paket karena mereka adalah otak dari “Golden Generation” Belgia. Selama satu dekade terakhir, Belgia selalu nangkring di peringkat 1 atau 2 FIFA. Skuadnya ngeri: Courtois, Kompany, Hazard, KDB, Lukaku.
Tapi hasilnya? Nol besar. Pencapaian terbaik mereka cuma Juara 3 di Piala Dunia 2018. Waktu itu mereka kalah tipis dari Prancis di semifinal. Selebihnya? Tersingkir di perempat final atau malah gagal lolos grup (seperti di Piala Dunia 2022). Hazard udah pensiun dengan lutut yang hancur, sementara KDB makin tua. Sayang banget bakat segila mereka gak ada pialanya.
5. Luka Modric (Kroasia): Sang Maestro yang Selalu “Hampir”
Ini yang paling bikin hati sakit. Luka Modric itu penyihir lapangan tengah. Dia udah menang 5 Liga Champions dan dapet Ballon d’Or 2018. Tapi bareng Kroasia, nasibnya selalu jadi Runner-up atau Juara 3.
Jejak Tragis Modric:
-
Piala Dunia 2018: Bawa negara kecil kayak Kroasia ke Final, tapi kalah 2-4 dari Prancis.
-
Piala Dunia 2022: Masih gendong tim di usia tua, dapet Juara 3.
-
Nations League 2023: Masuk final lagi, eh kalah adu penalti lawan Spanyol.
Modric adalah definisi pahlawan tanpa mahkota. Respect setinggi langit buat kakek yang satu ini!
6. Franck Ribery (Prancis): Datang Terlalu Cepat, Pergi Terlalu Cepat
Nasib Ribery ini agak ironis. Dia adalah sayap kiri paling mematikan di dunia pada masanya (duet Robbery bareng Robben di Bayern).
Kenapa dia masuk list? Karena timing-nya gak pas.
-
Euro 2000: Prancis juara, Ribery masih terlalu bocah buat masuk timnas.
-
Piala Dunia 2006: Dia main gila-gilaan bareng Zidane, masuk final, tapi kalah adu penalti lawan Italia.
-
Piala Dunia 2018: Pas Prancis juara dunia lagi, Ribery udah pensiun dari timnas karena cedera punggung dan konflik internal.
Dia kejepit di antara dua generasi juara Prancis, tapi dia sendiri gak dapet apa-apa. Apes!
7. Johan Cruyff (Belanda): Bapak Sepak Bola Modern yang Tak Pernah Juara
Banyak yang bilang Cruyff adalah pemain terbaik Eropa sepanjang masa. Dia yang ngenalin filosofi Total Football yang sekarang diadaptasi Pep Guardiola.
Tapi, Belanda di era Cruyff dikenal sebagai “Juara Tanpa Mahkota”. Momen paling ikonik sekaligus menyedihkan adalah Final Piala Dunia 1974. Belanda main super cantik, unggul duluan, tapi akhirnya kalah 1-2 dari Jerman Barat.
Cruyff juga gak pernah menang Euro. Dia pensiun dari Timnas Belanda di tahun 1977, tepat setahun sebelum Belanda masuk final Piala Dunia lagi (1978). Bayangin kalau dia ikut waktu itu, mungkin sejarah bakal beda.
8. Paolo Maldini (Italia): Definisi Sakit Hati Sebenarnya
Ini dia rajanya pemain apes di level timnas. Paolo Maldini adalah bek terbaik dalam sejarah sepak bola. Titik. Tapi coba liat rekam jejaknya di Gli Azzurri, bikin elus dada:
-
Piala Dunia 1990: Kalah di Semifinal (adu penalti).
-
Piala Dunia 1994: Kalah di Final lawan Brasil (adu penalti lagi!). Baggio yang gagal, tapi Maldini yang nangis.
-
Euro 2000: Kalah di Final lawan Prancis lewat Golden Goal Trezeguet di menit-menit akhir. Sakit banget!
Yang paling nyesek? Maldini pensiun dari timnas setelah Piala Dunia 2002. Empat tahun kemudian (2006), Italia JUARA DUNIA. Maldini bahkan ngaku ke Football Italia kalau dia sempet ditawarin Lippi buat ikut ke Jerman 2006, tapi dia nolak. “Itu takdir, kurasa,” katanya. Beneran takdir yang kejam.
Bonus: Raul Gonzalez (Spanyol): Pangeran yang Terbuang
Sebelum Spanyol jadi raja dunia (2008-2012), mereka punya pangeran bernama Raul. Legenda Real Madrid ini nyetak 44 gol buat Spanyol. Tapi di eranya, Spanyol selalu disebut tim penggembira yang mentalnya tempe.
Tragisnya, pelatih Luis Aragones berani nyoret Raul dari skuad Euro 2008. Keputusan itu kontroversial banget. Tapi hasilnya? Tanpa Raul, Spanyol justru juara Euro 2008, lanjut Piala Dunia 2010, dan Euro 2012. Raul pensiun tepat sebelum pesta dimulai. Pedih, Jenderal!
Gimana menurut kalian, Bolaneters? Siapa di antara mereka yang paling layak dapet piala sebenernya? Tulis di kolom komentar ya!



