Gantikan Kluivert? Park Hang-seo Dinilai Layak Latih Timnas Indonesia, Punya DNA Mirip STY!

Kursi panas pelatih Timnas Indonesia kembali kosong! PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert setelah pelatih asal Belanda itu gagal membawa Skuad Garuda tampil kompetitif di level internasional. Kegagalan meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026 menjadi akhir dari masa jabatannya.

Timnas Indonesia menelan dua kekalahan beruntun (2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak) di ronde keempat Kualifikasi zona Asia. Kini, dua mantan pemain Timnas Indonesia, Hamka Hamzah dan Supriyono Prima, menyuarakan nama besar dari Korea Selatan: Park Hang-seo! Menurut mereka, sosok Park memiliki karakter dan DNA yang sangat mirip dengan Shin Tae-yong.

Park Hang-seo pada sesi jumpa pers
Park Hang-seo pada sesi jumpa pers

CLBK atau Wajah Baru? Mengapa Park Hang-seo Muncul

Livescorepialadunia – Kepala pelatih Timnas Indonesia sudah kosong selama dua pekan, dan PSSI belum menentukan langkah selanjutnya. Di tengah desakan publik untuk kembali menarik Shin Tae-yong (STY), Hamka Hamzah memberikan pandangan yang lebih rasional. “Kalau untuk kembalikan Shin Tae-yong, kita harus berpikir bahwa jika dia gagal kasihan juga,” terang Hamka Hamzah.

Oleh karena itu, Hamka mengusulkan Park Hang-seo sebagai alternatif terbaik. “Untuk itu Park Hang-seo hampir sama dengan STY, dan belum pernah melatih Timnas Indonesia,” tambahnya. Hamka percaya bahwa kemampuan dan approach yang dimiliki STY juga ada di Park Hang-seo. Park Hang-seo pernah digembor-gemborkan akan menggantikan STY saat ia meninggalkan Vietnam.LINK DewaPoker GACOR

Rekor Mentereng: PH-S Jagoan Youth Development dan Trofi

Senada dengan Hamka, Supriyono Prima melihat rekam jejak Park Hang-seo sangat meyakinkan. “Alasannya bagi saya adalah karena satu etos kerja, yang kedua adalah development usia muda yang bisa bersinergi untuk Timnas Indonesia ke depannya lebih kukuh,” jelas Supriyono Prima.

Selama melatih Vietnam (2017-2023), Park Hang-seo sukses besar. Faktanya, ia mempersembahkan trofi Piala AFF 2018. Selain itu, di level junior, ia membawa Vietnam U-23 mencapai posisi runner-up Piala Asia U-23 2018 dan dua kali berturut-turut meraih medali emas SEA Games (2019 dan 2021). Secara total, Park mencatat 53 pertandingan bersama Vietnam senior dengan rasio kemenangan yang cukup baik (26 menang, 12 imbang, 15 kalah).

Park dan STY: Kini Berduet di KFA

Menariknya, rivalitas Park Hang-seo dan Shin Tae-yong kini telah berubah menjadi kolaborasi. Setelah meninggalkan Vietnam, Park Hang-seo kini aktif di Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA). Menurut Yonhap News Agency, ia menjabat sebagai Wakil Presiden KFA yang bertugas mendukung tim nasional di semua tingkatan.

Secara mengejutkan, Shin Tae-yong juga menjabat Wakil Presiden KFA, tetapi dengan lingkup tugas berbeda (mengawasi kerja sama luar negeri). Hal ini menunjukkan bahwa kedua pelatih ini, yang memiliki etos kerja dan filosofi keayahan yang sama, masih aktif dalam pengembangan sepak bola, meskipun di balik layar federasi. Oleh karena itu, jika PSSI merekrut Park, mereka akan mendapatkan pelatih yang memiliki akses langsung dan pengetahuan mendalam tentang pengembangan sepak bola Korea.

Perbandingan Taktik dan Kultur: Apa yang Dibawa Park ke Indonesia?

Meskipun memiliki kemiripan karakter yang “keayahan” (Papa’s Pussy menurut media Korea) dengan STY, Park Hang-seo akan membawa pendekatan taktik yang berbeda. Park Hang-seo terkenal dengan taktik pragmatis dan pertahanan rapat (lima bek). Taktik ini sangat efektif ketika menghadapi tim yang lebih kuat di Asia Tenggara dan Asia. Di sisi lain, STY cenderung menggunakan formasi yang lebih cair dan menyerang.Naga303 Daftar, Login, Link Alternatif

Park juga membawa rekam jejak yang lebih konsisten dalam membangun identitas tim yang sulit dikalahkan. Ia bahkan membanggakan rekor tak terkalahkan melawan Timnas Indonesia di era kepelatihannya. Dengan demikian, Park dapat memberikan stabilitas pertahanan yang sangat dibutuhkan Timnas saat ini. Timnas harus fokus membangun pertahanan kukuh setelah kebobolan 15 gol dalam 8 laga terakhir di era Kluivert.

Tantangan Bagi PSSI: Kesabaran dan Komitmen Youth Development

PSSI harus mengambil pelajaran dari pemecatan Kluivert: komitmen pada development jangka panjang. Park Hang-seo adalah sosok yang tepat untuk Youth Development (pengembangan pemain muda), sesuai dengan kebutuhan Timnas saat ini yang banyak mengandalkan pemain U-23. Namun, PSSI harus memberikan kesabaran dan dukungan penuh. Jika mereka merekrut Park, mereka harus memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang jelas. KPI ini harus fokus pada pengembangan sistem, bukan hanya kemenangan instan di turnamen persahabatan.Tembak ikan Slot

Kini, bola ada di tangan PSSI. Apakah mereka akan memilih solusi lama yang didukung efisiensi (STY) atau mengambil risiko merekrut rival lama yang punya rekam jejak trofi mentereng dan fokus pada pengembangan usia muda yang bersinergi (Park Hang-seo)? Keputusan ini akan sangat menentukan arah Timnas Indonesia menuju Piala Asia dan Piala Dunia 2030.