livescorepialadunia – Massimiliano Allegri dan Leandro Paredes Bertengkar, Serta Juventus Yang Sering Disebut Badut Eropa. Kronologi Massimiliano Allegri dan Leandro Paredes berkelahi di sesion latihan Juventus akan diulas di sini. Bentrokan antara pelatih dan pemain Juventus itu terjadi pada sesion latihan hari Senin 10 April 2023 pagi waktu Italia.
Bianconeri – panggilan Juventus
I Bianconeri – panggilan Juventus – lakukan sesion latihan terbuka di depan 300 penggemar di kamp latihan Continassa di hari Senin 10 April 2023. Mereka menyiapkan diri untuk laga putaran pertama perempat final Liga Eropa 2022-2023 melawan Sporting Lisbon, yang akan dimainkan pada Jumat 14 April 2023 pagi hari WIB.
Menurut berita dari La Gazzetta dello sport, saat lagi beberapa pemain sedang stop untuk menjumpai beberapa penggemar untuk berpose bersama-sama dan memberikan tanda-tangan, Paredes dan Allegri terturut pada sebuah bentrokan. Media asal Italia itu menyebutkan jika tekanan menghangat antara pemain dan pelatih Juventus itu.
Selanjutnya, Paredes di-claim masuk ruangan mengganti sambil mencak-mencak. Ia juga tidak ingin jalan bersebelahan dengan si pelatih berita bola hari ini.
Seperti dikutip dari Football-Italia, Paredes mulai mengeluh menit permainannya ke Allegri. Karena, ia memang jarang-jarang mendapatkan peluang bermain semenjak dipinjam dari Paris Saint-Germain (PSG) pada musim panas 2022 kemarin.
Pemain tengah asal Argentina ini cuma bermain dalam keseluruhan 1.086 menit di semua laga dimainkan Juventus di semua gelaran pada musim ini. Lebih kronis, ia cuma bermain dalam keseluruhan 170 menit di atas lapangan semenjak bulan Februari 2023 kemarin.
Paredes
Paredes memang kelihatannya akan dipulangkan oleh Juventus ke PSG saat itu juga saat pinjamannya habis pada musim panas kedepan. Terakhir, Allegri bahkan juga lebih sukai mainkan pemain tengah berumur 21 tahun, Enzo Barrenechea, yang baru dipropagandakan dari team junior Juventus.
Semenjak tersisih dari Liga Champions 2022-2023, Juventus tidak lagi punyai kewajiban untuk mematenkan Paredes. Awalnya, ada persetujuan antara club Italia itu dengan PSG jika pilihan mematenkan dengan harga 20 juta euro (Rp325,6 miliar) akan berpindah jadi kewajiban dengan cara otomatis bila Juventus sanggup bisa lolos dari babak group Liga Champions 2022-2023.
Tetapi, mereka ada di rangking ke-3 Group H, kalah bersaing dari Benfica dan club pemilik Paredes, PSG, di babak group Liga Champions 2022-2023. Sekarang berkompetisi di Liga Eropa 2022-2023, Juventus sudah sukses meluncur sampai set perempat-final.
Mengapa Juventus Disebut Badut Eropa ?
Mengapa Juventus kerap disebutkan badut Eropa akan dibahas dalam artikel berikut. Juventus sendiri dijumpai sebagai salah satunya club paling besar di Italia.
Club asal Turin itu telah menunjukkan kekuatannya dengan 36 kali merampas titel juara Liga Italia. Dengan demikian, Juventus jadi team yang juara Liga Italia terbanyak.
Juventus raih titel juara pertama kalinya pada 1905. Gelar paling impresif yang dicapai Juventus ialah 9 kali berturut-turut juara Liga Italia, yaitu dari musim 2011-2012 sampai 2019-2020.
Walau banyak raih gelar di Italia, club berjulukan Sang Nyonya Tua itu seringkali dikatakan sebagai badut Eropa. Ini tidak lepas dari perform anjlok Bianconeri -julukan Juventus- setiap tampil di persaingan Eropa dewabet.
Ya, walau Juventus tiba ke Liga Champions sebagai juara Italia, Juventus seringkali lembek saat bertemu dengan tim-tim lain di Eropa. Mereka terdaftar baru 2x memenangkan Liga Champions pada musim 1984-1985 dan akhir kali juara pada 1995-1996.
Maknanya, Juventus sudah puasa gelar Liga Champions lebih dari 2 dasawarsa lama waktunya. Dalam edisi satu dasawarsa paling akhir, Juventus banyak bergelut cuma di 16 besar sampai perempat-final.
Walau sebelumnya sempat 2x tembus partai final, Juventus masih tetap tidak berhasil untuk raih piala Liga Champions ke-3 mereka. Hal tersebut terjadi pada musim 2014-2015 dan 2016-2017.
Pada Liga Champions musim ini, Juventus bahkan juga tidak bisa banyak berbuat. Bergabung bersama Maccabi Haifa, Benfica, dan Paris Saint-Germain (PSG) di Group H, Juventus tidak berhasil merampas ticket ke set 16 besar.
Sang Nyonya tua cuma finish di rangking tiga Group H Liga Champions 2022-2023. Mereka cuma mengumpulkan 3 point dari 1 menangnya atas Maccabi Haifa.
Pada musim 2021-2022, Juventus sebenarnya tampil gagah di set babak group. Bergabung di Group H, Bianconeri sukses raih lima kemenangan dan cuma menelan 1x kekalahan. Dengan begitu, Juventus lolos sebagai juara group.
16 besar
Pada set 16 besar, Juventus berjumpa dengan wakil asal Spanyol, yaitu Villarreal. Di leg I, Juventus sukses meredam seimbang Villareal di kandangnya dengan score 1-1. Dengan begitu, Juventus cuma membutuhkan kemenangan tipis waktu main di kandang.
Sayang, Juventus malah harus dibuat malu oleh tamunya di depan simpatisan sendiri Main di Allianz Fase, Juventus harus berserah tiga gol tanpa balas. 3 gol itu masing-masing diciptakan oleh Gerard Moreno, Paul Torres, dan Arnaud Danjuma.
Tersebut argumen kenapa Juventus kerap dikatakan sebagai badut Eropa, yaitu karena Juventus kerap tidak berhasil di persaingan tingkat Eropa.
Meski performa Juventus di kompetisi Eropa tidak sehebat di Italia, klub yang didirikan pada 1897 tersebut tetap dihormati oleh banyak orang. Juventus memiliki basis fans yang besar dan loyal di seluruh dunia, serta telah melahirkan banyak pemain-pemain legendaris seperti Alessandro Del Piero, Michel Platini, dan Gianluigi Buffon. Dengan rekam jejak yang begitu mengesankan, Juventus tetap menjadi salah satu klub yang patut diwaspadai di seluruh dunia.