Manchester City Disebut Main Jelek, Guardiola Gak Setuju!

Manchester City Disebut Main Jelek, Guardiola Gak Setuju!

livescorepialadunia – Dalam beberapa pekan terakhir, Manchester City mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak yang menyebut bahwa gaya permainan mereka terlihat kurang menarik. Meski tetap meraih hasil positif, kritik soal penurunan performa ini memicu banyak diskusi di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Pep Guardiola, sang manajer City yang dikenal dengan taktik bermain atraktif, tampaknya tak sependapat dengan anggapan tersebut. Guardiola memberikan tanggapannya yang tegas tentang kritik tersebut, serta membela strategi yang diterapkan timnya. Artikel ini akan mengulas alasan di balik kritik tersebut, reaksi Guardiola, dan performa Manchester City musim ini yang terus menjadi perbincangan.

Manchester City charges latest as Pep Guardiola makes feelings clear amid  financial blow - Manchester Evening News

Dominasi Manchester City Tetap Terjaga

Meskipun dianggap “main jelek” oleh sebagian pihak, Manchester City tetap menunjukkan dominasinya di berbagai kompetisi yang diikuti. Di Premier League, mereka masih berada di puncak klasemen dan terus mengumpulkan poin penting dalam perburuan gelar. Dominasi ini juga terlihat di Liga Champions, di mana City tampil solid dan meraih kemenangan di fase grup.

Kritik soal gaya bermain yang kurang atraktif muncul karena banyak penggemar terbiasa dengan permainan menyerang yang dinamis dan penuh kreativitas ala City. Namun, Guardiola tampaknya mulai menerapkan pendekatan yang lebih pragmatis dan fokus pada pengendalian permainan, yang dianggap oleh sebagian orang kurang “menghibur.” Meski begitu, City tetap memiliki rekor positif dan terbukti sulit dikalahkan.

Tanggapan Guardiola: “Kritik yang Tidak Adil”

Pep Guardiola, yang terkenal dengan filosofi bermainnya yang atraktif dan berbasis penguasaan bola, menolak anggapan bahwa Manchester City bermain jelek. Dalam konferensi pers setelah pertandingan melawan Brighton, Guardiola menegaskan bahwa fokusnya bukan hanya pada gaya bermain yang menghibur, tetapi juga pada bagaimana timnya bisa menang dan meraih hasil maksimal.

Guardiola mengatakan, “Jika Anda melihat statistik dan hasil akhir, kami selalu mencoba menguasai permainan. Kami mungkin tidak mencetak banyak gol, tetapi kami selalu berusaha mengontrol ritme pertandingan.” Guardiola juga menekankan bahwa memenangkan pertandingan di Premier League bukanlah hal yang mudah, dan taktik yang ia terapkan selalu disesuaikan dengan kebutuhan tim dan lawan yang dihadapi.

Kemenangan Berbeda, Tujuan Sama

Guardiola tak segan-segan mengakui bahwa City terkadang harus bermain dengan pendekatan yang lebih defensif untuk mendapatkan hasil terbaik. Dalam beberapa pertandingan terakhir, City memang menunjukkan permainan yang lebih hati-hati, terutama ketika menghadapi tim-tim yang bermain defensif dan agresif. Guardiola juga menyebut bahwa di beberapa pertandingan penting, faktor ketahanan mental dan taktik defensif sering kali lebih krusial dibandingkan permainan yang menghibur.

Pendekatan pragmatis ini jelas berbeda dari gaya tiki-taka yang identik dengan Guardiola sejak ia melatih Barcelona. Namun, di Premier League yang lebih mengandalkan fisik dan kecepatan, Guardiola memahami pentingnya fleksibilitas taktik. “Anda tidak bisa selalu bermain cantik dan menghibur di setiap pertandingan,” katanya.

Baca juga:

Peran Penting Rodri dan Gelandang Bertahan

Salah satu alasan mengapa permainan City terlihat lebih pragmatis adalah peran penting dari gelandang bertahan seperti Rodri. Rodri menjadi sosok kunci dalam menjaga keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Ia bertugas mengatur ritme permainan dan memastikan transisi dari bertahan ke menyerang berjalan lancar.

Dengan fokus pada pengendalian lini tengah, City memang terkadang lebih mengutamakan penguasaan bola ketimbang bermain cepat dan menyerang dengan intensitas tinggi. Hal ini membuat City tampak lebih lambat dan tak seagresif biasanya. Namun, strategi ini sering kali berhasil menjaga penguasaan bola dan mengurangi risiko kebobolan.

Kritik soal Minimnya Kreativitas di Lini Depan

Salah satu kritik terbesar yang diterima Manchester City adalah minimnya kreativitas di lini depan, terutama ketika menghadapi tim yang bermain defensif. Beberapa pengamat berpendapat bahwa City kerap kesulitan mencetak gol dalam pertandingan-pertandingan tertentu, meskipun memiliki penguasaan bola yang dominan. Hal ini terlihat dalam beberapa laga di mana City hanya mampu mencetak satu atau dua gol, meski mendominasi permainan.

Absennya Kevin De Bruyne karena cedera juga menjadi salah satu alasan mengapa kreativitas di lini depan City tampak berkurang. De Bruyne dikenal sebagai pengatur serangan utama yang mampu memberikan umpan-umpan terobosan yang mematikan. Tanpa De Bruyne, City lebih bergantung pada kolektivitas tim dan permainan bola pendek, yang kadang dianggap membosankan oleh sebagian penggemar.

Guardiola Meminta Kesabaran

Guardiola meminta para penggemar dan pengamat sepak bola untuk lebih bersabar dalam menilai performa City. Menurutnya, performa tim tak selalu bisa dinilai hanya dari gaya bermain yang terlihat. Guardiola menjelaskan bahwa memenangkan Premier League dan Liga Champions membutuhkan konsistensi yang tinggi dan kesabaran dalam menghadapi situasi yang sulit.

“Anda tidak bisa selalu memenangkan pertandingan dengan skor besar atau permainan yang menghibur. Kadang-kadang, hasil lebih penting daripada gaya,” tegas Guardiola. Ia juga menambahkan bahwa timnya tetap fokus pada tujuan utama, yaitu meraih gelar juara di akhir musim, meskipun harus menghadapi kritik soal gaya bermain.

Fleksibilitas Taktik Guardiola

Salah satu hal yang membuat Guardiola menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia adalah fleksibilitas taktiknya. Meskipun ia dikenal dengan filosofi bermain menyerang dan penguasaan bola, Guardiola tak ragu untuk menerapkan taktik yang lebih pragmatis jika diperlukan. Fleksibilitas ini terbukti efektif dalam menjaga konsistensi City di berbagai kompetisi.

Misalnya, dalam pertandingan melawan lawan yang bermain defensif, Guardiola kerap menginstruksikan timnya untuk bermain lebih sabar dan tidak terlalu terburu-buru dalam menyerang. Di sisi lain, ketika menghadapi lawan yang bermain agresif, Guardiola bisa mengandalkan serangan balik cepat dengan memanfaatkan kecepatan Erling Haaland atau Phil Foden.

Saya adalah reporter berita sepakbola ternama yang telah membuat nama untuk dirinya dengan liputan mendalam dan analitis tentang dunia sepakbola.