livescorepialadunia – Kabar gembira buat Gooners! Mulai musim depan, kita enggak bakal lagi lihat tulisan “Visit Rwanda” nempel di lengan jersey Arsenal.
Klub London Utara itu mengumumkan Rabu pekan lalu bahwa mereka mengakhiri kerja sama sponsor lengan yang sudah berjalan delapan tahun bersama Rwanda Development Board (RDB). Kontrak ini harusnya berakhir pada Juni 2026, tapi Arsenal memilih mengambil jalur berbeda.
Bagi banyak penggemar Arsenal, keputusan ini bukan hanya melegakan, tapi juga menjadi akhir dari drama yang panjang.

Keputusan Mengejutkan di Tengah Tekanan Suporter
Kerja sama dengan Rwanda memang sering jadi hot topic yang bikin fans enggak nyaman. Bukan soal match atau transfer, tapi soal citra klub. Kenapa? Karena Pemerintah Rwanda terus-menerus dituduh oleh berbagai kelompok HAM melakukan pelanggaran serius. Parahnya lagi, Rwanda diduga memberikan dukungan ke milisi M23 di Kongo, yang menciptakan kekhawatiran geopolitik yang makin besar.
Tingkat ketidaknyamanan ini terlihat jelas dalam survei terbaru Arsenal Supporters’ Trust (AST):
-
Lebih dari $90\%$ responden ingin kemitraan itu dihentikan segera.
-
$67\%$ mendorong negosiasi penghentian secepatnya.
Meskipun tekanan suporter sangat kuat, penghentian kontrak lebih awal sejak awal dianggap enggak realistis. Membatalkan perjanjian dapat membuat Arsenal kehilangan pendapatan yang besar dan stabil. Namun, The Gunners kini mengambil sikap tegas: mereka ingin arah komersial yang baru.
Drama di Meja Negosiasi: Awalnya Mau Diperpanjang!
Hebatnya, keputusan ini cukup mengejutkan banyak pihak internal. The Athletic sempat melaporkan pada Oktober lalu bahwa Arsenal masih berdiskusi panas soal kemungkinan perpanjangan kontrak. Pembicaraan itu bahkan berlangsung hampir setahun!
Kenapa negosiasi perpanjangan itu bisa terjadi? Ternyata, hubungan Arsenal dengan lembaga pengembangan Rwanda terbilang kuat. Mereka aktif mempromosikan pariwisata mewah Rwanda dan membantu negara itu menjadi pusat olahraga di Afrika, termasuk lewat program sepak bola akar rumput.
Di tambah lagi, Presiden Rwanda, Paul Kagame, adalah penggemar Arsenal garis keras. Faktor ini membuat kemitraan itu dipandang bisa berjangka panjang dan menghasilkan pemasukan besar yang stabil—fondasi vital buat ambisi transfer Arsenal di lapangan.
Pemasukan Besar Vs. Citra Publik: Arsenal Pilih Cuan Bersih
Namun, sepak bola modern adalah bisnis brutal. Arsenal sadar mereka harus memaksimalkan setiap sumber pendapatan karena kompetisi komersial sangat ketat. Nilai sponsor sangat berpengaruh terhadap kemampuan klub berinvestasi di skuad inti.
Di sisi lain, Arsenal tidak bisa menutup mata dari masalah citra publik. Isu sensitif ini terus-menerus membebani klub:
-
Isu HAM: Laporan Human Rights Watch menyebut Front Patriotik Rwanda pimpinan Kagame terus melakukan tindakan keras terhadap lawan politik.
-
Krisis Kongo: Pasukan Rwanda pernah masuk Republik Demokratik Kongo untuk mendukung kelompok pemberontak M23, yang menciptakan krisis kemanusiaan.
-
Protes Fans: Kelompok suporter Gunners for Peace bahkan pernah memasang papan reklame satire di luar Emirates bertuliskan “Visit Tottenham”. Menurut mereka, lebih baik apa pun daripada Visit Rwanda.
Bayangkan, jika muncul sanksi internasional besar terhadap Rwanda, kemitraan komersial ini bisa terancam dan menjadi pukulan telak bagi pendapatan klub. Risiko reputasi dan potensi kerugian finansial di masa depan membuat Arsenal memutuskan mengambil jalan aman.
Jalur Baru Sang Chief Commercial Officer
Keputusan akhir berada di tangan dewan klub setelah mendengarkan tawaran dari Chief Commercial Officer (CCO) Arsenal, Juliet Slot. Slot dikenal sebagai sosok yang berhasil mendorong peningkatan pendapatan komersial klub secara signifikan.
Dengan opsi sponsor baru yang lebih kuat (termasuk dari perusahaan teknologi dan kripto) di atas meja, dewan Arsenal memutuskan mengambil jalur baru. Identitas sponsor baru memang belum diumumkan secara resmi, tapi kesepakatan disebut sudah mendekati final.
Sementara itu, Rwanda mengalihkan fokus promosi mereka ke pasar Amerika dan tetap menjalin hubungan dengan pemilik Arsenal, Kroenke Sports & Enterprises, melalui kemitraan dengan LA Rams dan Stadion SoFi di Los Angeles.
Arsenal akan mempertahankan kerja sama dengan RDB hingga akhir musim. Siapa tahu, The Gunners justru menutup musim dengan gelar Premier League Inggris saat logo Visit Rwanda masih terpasang di lengan jersey—sebuah akhir yang ironis untuk sebuah kemitraan kontroversial.
AGEN BOLA TERPERCAYA Dewagg
Daftar disini >> Link Alternatif Dewagg



