livescorepialadunia – Ada gosip panas nih di Premier League. Mantan manajer Manchester United, Erik Ten Hag (ETH), kabarnya lagi santer dihubung-hubungin buat balik lagi ke Liga Inggris.
Klub yang naksir? Wolverhampton Wanderers (Wolves). Kabarnya, Wolves wajib nurut sama lima aturan ketat kalau Erik ten Hag beneran ditunjuk jadi manajer baru mereka.
Ceritanya, Wolves baru aja kalah telak 3-0 dari Fulham hari Sabtu kemarin. Nggak pake lama, manajemen langsung mecat pelatih kepala Vitor Pereira, padahal dia baru 11 bulan kerja.
Manajer asal Portugal itu emang gagal total. Bayangin aja, Wolves belum pernah menang di awal musim ini, bikin mereka nyungsep di dasar klasemen dengan cuma tujuh poin.
Sejak Pereira dipecat, beberapa nama mulai muncul. Gary O’Neill sempat jadi kandidat paling kuat, tapi akhirnya mundur.
Nah, sekarang muncullah nama Erik ten Hag sebagai salah satu favorit. Walaupun manajer Middlesbrough Rob Edwards jadi kandidat terdepan, nama Ten Hag ada tepat di belakangnya.

5 Aturan Ketat (Mode Diktator Aktif)
Kalau ETH beneran jadi gabung, para pemain Wolves harus siap-siap “dibiasakan” dengan lima aturan super ketat yang dulu dia terapin di MU.
Selama di MU, Ten Hag emang terkenal banget sama gaya manajemen yang micro-managing (ngatur hal-hal kecil) dan punya aturan yang nggak bisa ditawar-tawar.
Menurut laporan The Mirror, ini dia aturan-aturan “mengerikan” itu:
Aturan 1: Dilarang Keras Jadi ‘Cepu’
Ini aturan pertama dan paling utama. Menjelang musim pertamanya di MU, Ten Hag langsung kasih peringatan keras: kebocoran informasi dari ruang ganti = auto-asingkan.
Faktanya, ETH muak banget sama ruang ganti MU sebelum dia datang, yang katanya kayak “saringan bolong”. Dikit-dikit info internal bocor ke wartawan. Oleh karena itu, dia mau pemain yang punya masalah langsung ngomong ke dia, bukan ngadu ke agen atau media.
Aturan 2: Terlambat Datang = Dicoret!
Aturan kedua simpel tapi ngeri: siapapun pemainnya, sekecil apapun telatnya (entah itu latihan atau rapat tim), bakal langsung dicoret dari skuad buat pertandingan berikutnya.
Nggak ada ampun. Aturan ini pernah “memakan korban” Marcus Rashford, yang absen latihan gara-gara ketahuan pesta di Belfast malam sebelumnya.
Bahkan, di kasus pesta Belfast itu, Rashford nggak cuma telat. Dia awalnya bilang “sakit” ke klub, tapi videonya clubbing malah viral. ETH nggak peduli dia bintang atau bukan. Dia maksa Rashford “mengaku” di depan tim dan mencoretnya. Ini sinyal jelas: nggak ada yang kebal hukum.
Aturan 3: Larangan Minum Alkohol
Pesta Rashford di Belfast itu juga ngelanggar aturan ketat lainnya: larangan minum alkohol selama pekan pertandingan (match week).
ETH percaya banget kalau disiplin di luar lapangan itu ngaruh banget ke performa di dalam lapangan. Makanya, dia mau semua pemainnya profesional. Filosofinya adalah “standar tinggi” di mana-mana, dan alkohol dianggap bisa merusak itu.
Aturan 4: Pola Makan Dikontrol Ketat
Nggak cuma soal alkohol, ETH juga super bawel soal makanan.
Pertama, pemain dilarang pakai juru masak pribadi. Kenapa? Karena pelatih asal Belanda itu mau semua pemain makan makanan yang sama, yang disiapin sama koki klub. Biar nggak ada yang “curang”.
Kedua, menu di kantin latihan (Carrington) dirombak total. Ikan dan sayuran jadi menu utama. Bahkan, laporan di Inggris bilang dia melarang junk food dan saus-sausan tertentu kayak ketchup dan mayones.
Terakhir, setiap pemain punya rencana diet khusus dan wajib cek Indeks Massa Tubuh (BMI) setiap bulan. Gendut dikit, siap-siap kena semprot!
Aturan 5: Bicara Langsung, Bukan Lewat Agen
Ini nyambung sama aturan “anti-cepu”. Ten Hag menegaskan kalau ada masalah apapun—entah itu soal taktik, jam main, atau masalah pribadi—pemain harus ngomong langsung ke dia.
Dia benci banget kalau pemain ngeluh ke agennya, terus agennya yang “berkoar-koar” di media buat menekan klub atau pelatih. Bagi ETH, itu nggak gentle dan cuma bikin drama.