livescorepialadunia – Isu transfer pelatih kembali menjadi sorotan dalam bursa transfer musim panas 2025, dan salah satu yang menarik perhatian datang dari Italia. Mantan gelandang bintang Cesc Fabregas, yang saat ini menjadi pelatih utama Como 1907, santer dikabarkan masuk dalam radar Inter Milan sebagai calon pengganti Simone Inzaghi. Namun, langkah Fabregas menuju kursi panas di San Siro sepertinya tidak semudah yang dibayangkan.
Pihak manajemen Como dikabarkan tidak memberikan restu atas potensi kepindahan Fabregas ke Inter Milan, dan situasi ini memunculkan pertanyaan besar: mengapa Como bersikeras mempertahankan sang pelatih muda? Apa arti figur Fabregas bagi proyek ambisius klub asal Serie B yang baru saja naik kasta ke Serie A itu? Dan bagaimana peluang Inter Milan dalam mengejar pelatih yang tengah naik daun tersebut?
Berikut ulasan lengkapnya.
Kebangkitan Como Bersama Fabregas
Sejak memutuskan pensiun sebagai pemain pada tahun 2023, Fabregas langsung masuk ke dunia kepelatihan. Langkah pertamanya dimulai sebagai bagian dari staf pelatih Como, klub yang ia bela sebagai pemain di penghujung kariernya. Hanya butuh beberapa bulan, Fabregas kemudian dipercaya sebagai pelatih kepala.
Keputusan itu sempat dianggap berisiko, mengingat Fabregas tidak memiliki pengalaman melatih tim utama di level profesional. Namun, hasil di lapangan justru membungkam keraguan. Dalam semusim, Fabregas berhasil membawa Como promosi ke Serie A setelah finis di posisi dua klasemen Serie B musim 2024/2025. Gaya permainan progresif, kemampuan manajerial yang dewasa, dan pendekatan taktik yang modern menjadikannya salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa.
Inter Milan: Butuh Penyegaran, Lirik Fabregas
Di sisi lain, Inter Milan tengah memasuki periode transisi. Setelah berpisah dengan Simone Inzaghi, yang telah memberikan kontribusi signifikan termasuk membawa Nerazzurri ke final Liga Champions 2023 dan mempertahankan dominasi di Serie A, manajemen Inter Milan mulai mencari wajah baru untuk proyek jangka panjang mereka.
Cesc Fabregas menjadi salah satu kandidat yang dilirik. Meski terbilang “hijau” dalam dunia kepelatihan profesional, pengalaman sebagai pemain di level tertinggi bersama Arsenal, Barcelona, Chelsea, dan timnas Spanyol, membuatnya dianggap sebagai pelatih yang memahami DNA sepak bola modern.
Fabregas juga dikenal memiliki filosofi permainan menyerang, penguasaan bola tinggi, dan membangun permainan dari belakang—gaya yang disukai oleh manajemen Inter Milan yang ingin mengembangkan identitas tim yang lebih progresif.
Namun, di sinilah muncul hambatan besar: Como tidak ingin melepas pelatih mereka begitu saja.
Baca Juga:
- Nggak Dulu! Zidane Ogah ke Manchester United & Chelsea Meski Dapat Tawaran Menggiurkan
- Beckham Putra Termotivasi untuk Buktikan Diri Layak Masuk Line-up Timnas Indonesia
Como Menolak: Antara Loyalitas dan Proyek Jangka Panjang
Menurut laporan dari Sky Sport Italia dan La Gazzetta dello Sport, Como sudah menyampaikan secara resmi bahwa mereka tidak mengizinkan Fabregas berbicara dengan pihak Inter Milan. Manajemen klub, yang didukung oleh pemilik kaya asal Indonesia, Hartono bersaudara, memiliki keyakinan bahwa Cesc Fabregas adalah pilar utama dalam proyek besar mereka di Serie A.
“Fabregas bukan sekadar pelatih. Ia adalah bagian dari fondasi klub ini. Kami membangun proyek ini bersamanya, dan kami percaya pada visinya,” ujar CEO Como, Dennis Wise, dalam konferensi pers resmi.
Penolakan ini didasarkan pada beberapa alasan:
Konsistensi proyek: Como ingin mempertahankan kestabilan dalam musim pertama mereka di Serie A, dan pergantian pelatih dianggap berisiko tinggi.
Kontrak jangka panjang: Fabregas masih memiliki kontrak hingga 2026, dan dalam klausulnya tidak terdapat opsi buy-out untuk klub-klub Serie A lainnya.
Relasi personal: Manajemen memiliki hubungan pribadi yang sangat baik dengan Fabregas. Ia dihormati bukan hanya sebagai pelatih, tapi juga sebagai duta klub.
Sikap Cesc Fabregas: Antara Profesionalisme dan Ambisi
Sampai saat ini, Fabregas belum memberikan pernyataan resmi terkait rumor ketertarikan Inter Milan. Namun sumber dekat menyebutkan bahwa sang pelatih cukup “terhormat dan tersanjung” atas ketertarikan klub sebesar Inter Milan.
Namun, Fabregas juga dikenal sebagai sosok yang sangat menjunjung loyalitas dan komitmen terhadap proyek yang ia jalani. Dalam wawancara sebelumnya dengan The Athletic, Fabregas sempat berkata:
“Saya percaya pada membangun sesuatu dari nol. Como memberikan saya kepercayaan saat semua orang meragukan. Saya tidak akan melupakan itu.”
Pernyataan ini menjadi indikasi bahwa Fabregas, meski tentu saja tertarik melatih klub sebesar Inter Milan, tidak akan mengambil langkah gegabah yang bisa mengganggu stabilitas klub yang telah memberinya peluang emas.
Tekanan dari Inter Milan? Tidak Semudah Itu
Bagi Inter Milan, mengejar Fabregas tidak akan mudah, baik secara kontraktual maupun etika. Klub sebesar Inter Milan tidak ingin menciptakan citra negatif dengan merusak hubungan antarklub di Italia. Jika Como bersikeras, maka Inter Milan harus mencari alternatif lain.
Beberapa nama lain telah masuk dalam daftar pendek Inter Milan, seperti:
- Cristian Chivu: Legenda klub yang saat ini melatih tim Primavera Inter Milan.
- Thiago Motta: Namun Motta sudah resmi bergabung dengan Juventus.
- Sergio Conceição: Pelatih FC Porto yang disebut siap mengambil tantangan di Italia.
- Rafael Benítez: Pilihan pengalaman, meskipun gaya bermainnya lebih konservatif.
- Dengan penolakan Como yang tegas, Inter Milan tampaknya harus segera membuat keputusan: menunggu atau melangkah ke opsi lainnya.
Reaksi Publik dan Media: Simpati untuk Como
Menariknya, keputusan Como untuk mempertahankan Fabregas justru mendapat simpati besar dari publik Italia. Banyak yang menilai bahwa klub-klub kecil juga berhak mempertahankan aset berharganya dan tidak selalu harus tunduk pada kekuatan finansial atau prestise klub besar.
Jurnalis sepak bola Italia, Fabrizio Biasin, menulis dalam akun X-nya:
“Inter Milan butuh pelatih hebat, tapi Como punya hak yang sama untuk mempertahankan proyek mereka. Kita butuh lebih banyak klub yang berpikir jangka panjang, bukan hanya reaktif terhadap pasar.”
Beberapa fans Inter juga mulai ragu apakah Fabregas benar-benar pilihan ideal, mengingat pengalamannya masih minim di level tertinggi. Ada yang menilai bahwa Inter harus mengutamakan stabilitas dan pengalaman ketimbang pertaruhan terhadap nama besar tanpa rekam jejak panjang.
Apa Selanjutnya untuk Fabregas dan Como?
Musim depan akan menjadi momen besar bagi Fabregas. Debutnya sebagai pelatih Serie A akan menguji kemampuannya menghadapi pelatih-pelatih top seperti Allegri, Spalletti, dan Mourinho (jika masih bertahan). Tantangan berat sudah menanti, termasuk target untuk tetap bertahan di Serie A dan membangun identitas klub sebagai kekuatan baru.
Fabregas juga disebut akan mendapatkan dukungan penuh dari manajemen dalam bentuk:
- Rekrutmen pemain berpengalaman untuk memperkuat skuad.
- Fasilitas latihan dan staf pendukung level Serie A.
- Otoritas lebih besar dalam kebijakan teknis klub.
Jika ia berhasil melewati tantangan ini, bukan tak mungkin dalam 2–3 tahun ke depan ia kembali dilirik klub besar seperti Inter—namun kali ini dengan persiapan lebih matang.
Menolak Sekarang, Membangun Masa Depan
Kisah Como yang menolak melepas Cesc Fabregas ke Inter Milan bukan sekadar kisah tentang transfer yang gagal. Ini adalah cerita tentang klub kecil yang menolak menjadi korban dinamika pasar yang tidak seimbang. Ini juga kisah tentang seorang pelatih muda yang mungkin saja sedang mempersiapkan karier gemilangnya, bukan dengan langkah besar yang terburu-buru, tapi dengan dedikasi dan komitmen yang jarang terlihat dalam sepak bola modern.
Bagi Como, mempertahankan Cesc Fabregas adalah langkah berani. Bagi Fabregas, bertahan adalah bukti bahwa kesetiaan dan pembangunan jangka panjang masih memiliki tempat dalam dunia sepak bola profesional. Dan bagi Inter, mungkin ini adalah sinyal bahwa proyek besar membutuhkan waktu dan kesabaran—bahkan ketika pelatih ideal belum bisa digapai sekarang.