Tak Lolos Eropa, AC Milan Malah Dapat Jadwal Ekstra

Tak Lolos Eropa, AC Milan Malah Dapat Jadwal Ekstra

livescorepialadunia – Musim 2024/2025 menjadi periode penuh kekecewaan bagi AC Milan, salah satu klub paling bersejarah di Eropa. Gagal finis di posisi empat besar Serie A membuat Rossoneri tidak mendapatkan tiket ke Liga Champions musim depan. Ironisnya, mereka bahkan gagal lolos ke Liga Europa dan hanya berakhir di posisi yang tidak menjamin partisipasi di kompetisi Eropa sama sekali. Namun, yang lebih mengejutkan, alih-alih libur lebih panjang karena absennya kompetisi kontinental, AC Milan justru dikabarkan akan menghadapi jadwal ekstra padat.

Situasi ini menimbulkan beragam reaksi di kalangan penggemar dan pengamat. Bagaimana bisa klub yang gagal lolos ke Eropa justru mendapatkan agenda yang lebih sibuk? Apakah ini bagian dari strategi pemulihan atau justru bentuk hukuman tak tertulis atas performa buruk musim lalu?

Gagal Total di Serie A 2024/2025

AC Milan mengakhiri musim 2024/2025 dengan catatan yang mengecewakan. Finis di peringkat ke-6, Rossoneri hanya mengamankan tempat di babak play-off UEFA Europa Conference League — itu pun karena Juventus yang seharusnya berada di atas mereka terkena sanksi larangan tampil di kompetisi Eropa akibat pelanggaran keuangan.

Namun, harapan itu sirna setelah AC Milan gagal melewati babak play-off Conference League, kalah dari klub asal Belgia, Gent, dalam pertandingan dua leg yang dramatis. Kekalahan itu mengakhiri harapan mereka tampil di Eropa untuk pertama kalinya sejak musim 2018/2019.

Ketiadaan AC Milan di kompetisi Eropa musim depan tentu mengejutkan, terutama mengingat status mereka sebagai juara Liga Italia 2021/2022 dan semifinalis Liga Champions hanya dua musim lalu.

Jadwal Ekstra: Uji Coba dan Tur Global

Namun absennya dari Eropa tidak berarti jadwal AC Milan menjadi ringan. Justru sebaliknya. Klub asal kota mode itu telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan menjalani tur pramusim yang sangat padat ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Arab Saudi.

Presiden klub, Gerry Cardinale, menyatakan bahwa tur ini adalah bagian dari strategi globalisasi merek AC Milan dan memperkuat kehadiran mereka di pasar Asia dan Amerika Utara.

“Kami mungkin absen dari Eropa, tetapi kami tidak absen dari dunia. Kami akan membawa AC Milan ke jutaan penggemar kami di luar Italia. Ini juga peluang untuk membangun mentalitas juara kembali,” ujar Cardinale dalam wawancara dengan Sky Sport Italia.

Tur ini akan mencakup:

  • Turnamen mini di New York melawan Chelsea dan Club América
  • Laga eksibisi di Tokyo menghadapi Kawasaki Frontale
  • Pertandingan persahabatan spesial di Riyadh melawan Al-Nassr yang diperkuat Cristiano Ronaldo

Dengan total lebih dari 10 laga uji coba hanya dalam 6 minggu pramusim, jadwal ini menjadi salah satu yang paling padat yang pernah dijalani AC Milan dalam dekade terakhir.

Jadwal Tambahan: Coppa Italia Dimulai Lebih Awal

Karena tidak mengikuti kompetisi Eropa, AC Milan juga harus mengikuti Coppa Italia dari babak lebih awal, yakni babak 32 besar, yang biasanya hanya diikuti oleh klub-klub papan tengah atau Serie B.

Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengubah aturan partisipasi Coppa Italia sejak musim 2023/2024, di mana klub-klub yang tidak tampil di Eropa harus mengikuti fase lebih dini sebagai bentuk ‘kompensasi’ jam pertandingan.

Hal ini tentu menambah jadwal pertandingan resmi AC Milan, mengingat biasanya mereka baru bermain di Coppa Italia pada babak 16 besar atau perempat final. Kini, mereka harus memainkan minimal satu hingga dua laga tambahan di kompetisi domestik tersebut.

Meningkatkan Pendapatan Komersial dan Citra Global

Pihak manajemen AC Milan menyebut bahwa jadwal ekstra ini bukan beban, tetapi peluang strategis. Dengan tidak adanya jadwal Eropa tengah pekan, klub dapat memanfaatkan jeda waktu untuk menjadwalkan pertandingan komersial dan meningkatkan pendapatan dari sponsor, siaran televisi, serta penjualan merchandise.

Bekerja sama dengan berbagai mitra global seperti Emirates, Puma, dan Wefox, AC Milan berencana menjadikan tur global ini sebagai titik balik dari sisi pemasaran.

“Kami tidak bisa hanya bergantung pada pendapatan dari kompetisi. Klub modern harus kreatif, dan kami mengambil langkah agresif untuk menjaga posisi kami sebagai brand global,” kata CEO AC Milan, Giorgio Furlani.

Meskipun tur seperti ini bisa berisiko mengganggu fokus latihan dan kebugaran pemain, AC Milan meyakini bahwa pengelolaan yang profesional akan membuat semua tujuan — finansial dan teknis — tetap bisa berjalan selaras.

Baca Juga:

Risiko Kelelahan dan Cedera

Meski berniat positif, jadwal padat di luar kompetisi resmi tetap menyimpan risiko besar. Banyak analis sepak bola menilai bahwa jadwal AC Milan ini berisiko menimbulkan kelelahan dini pada pemain, terutama jika rotasi tidak dijalankan secara cermat oleh pelatih.

Beberapa pemain senior seperti Olivier Giroud dan Theo Hernández telah melakoni musim yang panjang, termasuk bermain di timnas masing-masing. Ditambah jadwal pramusim intens, potensi cedera dan kelelahan menjadi perhatian utama.

Pelatih AC Milan, yang saat artikel ini ditulis masih belum pasti apakah akan tetap dijabat oleh Stefano Pioli atau digantikan pelatih baru, harus bekerja keras untuk menjaga keseimbangan latihan dan pemulihan.

“Bermain dua kali seminggu tanpa tujuan kompetitif bisa menguras mental. Klub harus memastikan tidak mengorbankan performa di Serie A demi eksposur komersial,” ujar analis sepak bola Italia, Fabio Caressa.

Reaksi Fan: Pro dan Kontra

Langkah Milan untuk tetap sibuk di tengah ketiadaan kompetisi Eropa menuai reaksi beragam dari kalangan fans. Sebagian mendukung langkah klub untuk tetap aktif dan tidak pasif selama musim “tanpa Eropa”, namun sebagian lainnya mempertanyakan fokus manajemen yang tampak lebih condong ke aspek komersial ketimbang performa.

Di media sosial, beberapa fans menyebut Milan sebagai “klub tur dunia”. Sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ambisi dan profesionalisme baru.

“Lebih baik bermain dan membangun chemistry daripada hanya latihan di Milanello. Tapi klub juga harus ingat. Trofi itu tidak datang dari turnamen eksibisi,” tulis salah satu akun penggemar di X (sebelumnya Twitter).

Apa Artinya Bagi Masa Depan Milan?

Ketiadaan AC Milan di Eropa jelas merupakan pukulan dari sisi kebanggaan dan finansial. Namun, jika dikelola dengan baik, masa “istirahat” ini justru bisa menjadi titik balik untuk:

  • Regenerasi skuad, dengan memberi menit bermain lebih banyak untuk pemain muda
  • Membangun fondasi taktik baru tanpa tekanan jadwal Eropa
  • Menggandakan pendapatan dari sumber non-kompetitif
  • Menyusun ulang struktur kepelatihan dan direktur olahraga

Jika Milan mampu menjaga performa di Serie A dan memenangkan Coppa Italia atau kembali ke posisi empat besar. Musim tanpa Eropa ini bisa jadi hanya jeda sementara menuju era baru yang lebih matang.

Rehat yang Tidak Tenang

Meskipun AC Milan absen dari panggung Eropa, mereka tidak benar-benar beristirahat. Klub mengambil pendekatan aktif dan agresif dalam menutupi kekosongan kompetisi dengan jadwal ekstra, baik untuk tujuan eksibisi maupun kompetitif domestik.

Tentu langkah ini penuh risiko, namun juga menyimpan peluang besar. Kini semua tergantung pada bagaimana klub mengelola intensitas, ekspektasi, dan keseimbangan antara ambisi bisnis dan hasil olahraga.

Satu hal yang pasti: musim 2025 akan menjadi ujian besar bagi Milan — bukan hanya di lapangan. Tapi juga di ruang rapat dan lembar neraca keuangan.

Saya adalah reporter berita sepakbola ternama yang telah membuat nama untuk dirinya dengan liputan mendalam dan analitis tentang dunia sepakbola.