livescorepialadunia – Cristiano Ronaldo dan Luka Modric adalah dua nama besar yang telah mewarnai era emas sepak bola modern. Keduanya sempat menjadi rekan satu tim di Real Madrid selama enam musim yang gemilang, dan kini, di usia yang tak lagi muda, mereka menjadi simbol ketekunan, profesionalisme, dan dedikasi dalam sepak bola.
Namun, baru-baru ini, Cristiano Ronaldo kembali menjadi sorotan bukan karena gol atau prestasinya di lapangan, melainkan karena sebuah tribute menyentuh yang ia berikan kepada sahabat lamanya, Luka Modric. Momen ini bukan hanya menunjukkan sisi humanis dari seorang Ronaldo, tapi juga menjadi pengingat bahwa persahabatan sejati bisa tumbuh bahkan dalam dunia yang kompetitif seperti sepak bola.
Sebuah Ucapan Penuh Emosi
Dalam sebuah wawancara eksklusif serta unggahan Instagram yang kemudian viral, Cristiano Ronaldo memberikan penghormatan kepada Luka Modric, yang dikabarkan akan mengakhiri karier profesionalnya pada akhir musim 2024/2025. Meski belum diumumkan secara resmi oleh Modric, sejumlah media Spanyol dan Kroasia sudah mengabarkan hal tersebut.
Dalam pernyataannya, Ronaldo menulis:
“Luka, kamu bukan hanya gelandang terbaik yang pernah bermain bersamaku, tapi juga manusia luar biasa. Terima kasih atas semua momen, tawa, kerja keras, dan gelar yang kita raih bersama. Kamu membuat permainan ini indah. Jika ini adalah akhir, maka dunia akan kehilangan salah satu seniman terbaik sepak bola.”
Kalimat itu diiringi foto-foto kenangan mereka berdua — mulai dari perayaan gelar Liga Champions, sesi latihan bersama, hingga pelukan hangat usai laga El Clasico. Momen itu disambut haru oleh jutaan penggemar di seluruh dunia. Bahkan akun resmi Real Madrid dan FIFA ikut membagikan ulang tribute tersebut.
Persahabatan yang Terbentuk di Santiago Bernabéu
Cristiano Ronaldo dan Luka Modric bermain bersama di Real Madrid dari tahun 2012 hingga 2018 — periode keemasan Los Blancos di kancah Eropa. Selama periode itu, mereka meraih:
- 4 gelar Liga Champions (2014, 2016, 2017, 2018)
- 2 gelar La Liga
- 2 Piala Dunia Antarklub
- 3 Piala Super Eropa
Namun lebih dari sekadar trofi, keduanya membentuk chemistry yang luar biasa di lapangan. Modric, dengan visi dan umpan terukurnya, kerap menjadi arsitek serangan yang diselesaikan oleh Ronaldo. Tak heran jika banyak pengamat menyebut mereka sebagai salah satu duo paling efektif dalam sejarah Liga Champions.
Di luar lapangan, Modric dikenal sebagai pribadi pendiam dan rendah hati, sementara Ronaldo dikenal sebagai pribadi ambisius dan perfeksionis. Namun justru dari perbedaan itulah muncul harmoni yang langka. Mereka saling menghormati, saling mendorong, dan tumbuh bersama dalam tekanan tinggi Real Madrid.
Dari Rekan Jadi Rival, Tapi Tetap Sahabat
Setelah Ronaldo pindah ke Juventus pada 2018, dan kemudian ke Manchester United serta Al-Nassr, keduanya tak lagi berada di satu klub. Namun mereka tetap saling mendukung. Di ajang internasional, Modric dan Ronaldo mewakili negara masing-masing — Kroasia dan Portugal — dan beberapa kali bertemu sebagai rival.
Namun, setiap kali pertandingan berakhir, kamera selalu menangkap momen keduanya saling menyapa hangat, berpelukan, atau tertawa bersama. Bagi mereka, rivalitas di lapangan tidak pernah menghapus rasa hormat dan persahabatan yang telah terjalin.
Momen paling ikonik terjadi pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Saat Kroasia dan Portugal tersingkir di babak perempat final secara berurutan, Ronaldo dan Modric terlihat berbincang dan saling menyemangati di lorong stadion. Banyak fans menyebut itu sebagai “passing the torch moment” — momen simbolis bahwa dua legenda ini berada di akhir perjalanan gemilang mereka.
Baca Juga:
- Amorim Dianggap Gagal Total, Performa Manchester United Disebut ‘Memalukan’
- Manchester United dan Final yang Mengiris Hati: Antiklimaks di Balik Dominasi
Tribute dari Seorang Legenda ke Legenda Lain
Cristiano Ronaldo adalah pribadi yang sangat selektif dalam memberikan pujian. Namun dalam kasus Luka Modric, ia tampak begitu tulus dan emosional. Ia bahkan menyebut Modric sebagai:
“Pemain dengan otak sepak bola paling cemerlang yang pernah saya temui. Dia membuat segalanya terlihat mudah, padahal tidak.”
Ronaldo juga menyinggung soal penghargaan Ballon d’Or 2018 yang dimenangkan oleh Modric — mengakhiri dominasi Lionel Messi dan dirinya selama satu dekade. Alih-alih cemburu, Ronaldo mengaku bangga sahabatnya bisa meraih penghargaan tertinggi itu:
“Saat Luka menang Ballon d’Or, saya tahu itu bukan hanya soal trofi. Itu pengakuan dunia bahwa kerja keras dan kerendahan hati bisa bersinar. Saya senang untuknya.”
Ucapan itu menggugah banyak orang karena menunjukkan sisi rendah hati dari Ronaldo yang seringkali dipandang arogan atau egosentris oleh media. Dalam tribute ini, Ronaldo membuka sisi lain: seorang sahabat yang bangga dan menghormati perjalanan orang lain.
Reaksi Dunia Sepak Bola
Tak butuh waktu lama, tribute tersebut mendapat respons luar biasa dari berbagai kalangan sepak bola. Beberapa rekan setim mereka di Real Madrid seperti Sergio Ramos, Marcelo, hingga Toni Kroos ikut berkomentar. Ramos menulis:
“Dua legenda. Dua pemimpin yang membawa kami ke puncak Eropa. Bangga pernah menjadi bagian dari sejarah bersama kalian.”
Pelatih legendaris Zinedine Zidane juga memberi komentar dalam wawancara TV Prancis:
“Cristiano dan Luka adalah dua kutub kekuatan: kekuatan fisik dan kekuatan intelektual. Saya beruntung pernah melatih keduanya. Hubungan mereka adalah contoh sempurna profesionalisme.”
Bahkan Lionel Messi dalam sesi wawancara singkat saat membela Inter Miami, mengatakan:
“Saya menghormati Modric. Saya juga menghormati cara Ronaldo memberi penghormatan. Ini hal yang indah bagi sepak bola.”
Luka Modric: Simbol Keanggunan Sepak Bola
Luka Modric adalah contoh nyata bahwa seorang pemain tidak harus flamboyan untuk disebut legenda. Ia bukan pencetak gol terbanyak, bukan pemain dengan gaya selebrasi mencolok, tapi ia adalah penggerak — motor permainan tim.
Dari latar belakang masa kecil yang keras di tengah perang Balkan, hingga menjadi maestro lini tengah Real Madrid dan Kroasia, Modric telah menjalani perjalanan luar biasa. Ia adalah bukti bahwa karakter dan determinasi bisa membawa seseorang mencapai puncak dunia.
Tribute dari Ronaldo menjadi semacam validasi bahwa karier Modric tidak hanya diakui oleh media dan penggemar, tapi juga oleh rekan-rekan terbaiknya.
Masa Depan Tanpa Modric?
Jika benar Modric akan pensiun di akhir musim ini, maka sepak bola akan kehilangan salah satu otak terbaik di lapangan hijau. Namun ia diprediksi tidak akan jauh dari dunia bola. Banyak rumor menyebutkan bahwa Modric akan menjadi bagian dari staf kepelatihan Real Madrid atau federasi sepak bola Kroasia.
Sementara Ronaldo masih belum mengisyaratkan pensiun, ia kemungkinan akan terus melanjutkan karier hingga 2026, setidaknya hingga Piala Dunia berikutnya. Namun satu hal jelas: dunia sepak bola sudah mulai memasuki fase perpisahan dengan generasi emasnya.
Persahabatan Sejati Tak Pernah Pensiun
Tribute Cristiano Ronaldo untuk Luka Modric adalah lebih dari sekadar ucapan perpisahan. Ini adalah bukti bahwa di balik gemerlap dunia sepak bola, masih ada nilai-nilai luhur seperti respek, persahabatan, dan apresiasi yang tulus.
Dalam era di mana rivalitas sering dibesar-besarkan, momen seperti ini menjadi pengingat bahwa para pemain juga manusia — dengan hati, kenangan, dan emosi. Ronaldo dan Modric telah menunjukkan bahwa meski waktu dan jarak memisahkan mereka, persahabatan sejati tak pernah pudar.
Saat Luka Modric benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada lapangan hijau, dunia akan mengenangnya bukan hanya sebagai maestro lini tengah, tapi juga sebagai sahabat sejati dari salah satu pemain terbesar sepanjang masa: Cristiano Ronaldo.