Tragis! Ange Postecoglou Dipecat Tottenham Meski Raih Trofi Liga Europa

Tragis! Ange Postecoglou Dipecat Tottenham Meski Raih Trofi Liga Europa

livescorepialadunia – Tottenham Hotspur kembali membuat kejutan. Di saat fans masih dalam euforia kemenangan Liga Europa, manajemen klub justru mengumumkan pemecatan pelatih kepala mereka, Ange Postecoglou. Keputusan yang dinilai tragis dan membingungkan ini langsung menuai kontroversi. Bagaimana mungkin seorang pelatih yang mempersembahkan trofi Eropa pertama dalam sejarah klub justru dipecat? Mari kita bedah kisah dramatis ini lebih dalam.

Ange Postecoglou Ungkap Kebanggaan Meski Dipecat Tottenham: Juara Liga Europa Tak Selamatkan Jabatannya - Pikiran Rakyat Sulteng

Awal yang Menjanjikan

Ange Postecoglou ditunjuk sebagai pelatih Tottenham pada awal musim 2023/24. Sosok asal Australia ini bukan nama besar di Premier League, namun reputasinya bersinar berkat sukses besar di Celtic, termasuk treble domestik. Postecoglou datang membawa filosofi bermain menyerang dan atraktif yang segera merebut hati banyak fans Spurs.

Di musim perdananya, ia menghadirkan harapan baru. Tottenham sempat memimpin klasemen Premier League di awal musim dan menampilkan permainan menyerang yang hidup. Meski kemudian performa menurun dan cedera pemain utama membuat mereka tercecer dari perebutan gelar liga, Postecoglou berhasil membawa tim finis di posisi empat besar dan, lebih penting, menjuarai Liga Europa dengan gemilang.

Perjalanan Menuju Juara Liga Europa

Tottenham tampil solid sepanjang fase gugur Liga Europa. Mereka menyingkirkan lawan berat seperti AS Roma dan Bayer Leverkusen sebelum menghadapi Marseille di final. Pada laga puncak yang digelar di Arena Puskás, Spurs tampil luar biasa. Mereka menang 3-1 berkat dua gol Son Heung-min dan satu gol dari James Maddison.

Trofi ini menjadi pencapaian historis: gelar Eropa pertama sepanjang sejarah klub. Bahkan, media-media Inggris menyebut momen itu sebagai “malam keemasan Tottenham.”

Namun, Keputusan Mengejutkan Datang…

Tak lama setelah pesta kemenangan, suasana berubah drastis. Dalam konferensi pers yang digelar di markas klub, Chairman Daniel Levy mengumumkan bahwa manajemen telah bersepakat untuk mengakhiri kerja sama dengan Postecoglou. Tidak ada nada emosional, tidak ada pujian panjang. Hanya pernyataan standar: “Kami mengapresiasi kontribusi Ange dan mendoakan yang terbaik untuk masa depannya.”

Berita ini segera memicu ledakan emosi dari fans. Banyak yang menyebut keputusan ini tidak masuk akal, bahkan menghancurkan momentum positif klub.

Alasan di Balik Pemecatan: Konflik Internal?

Meski manajemen tidak menjelaskan alasan resmi secara rinci, beberapa bocoran dari dalam klub menyebut adanya ketegangan antara Postecoglou dan dewan direksi. Sumber terpercaya menyebut bahwa sang pelatih merasa tidak didukung penuh dalam hal transfer. Ia dikabarkan mengajukan beberapa nama pemain untuk dibeli, namun ditolak karena alasan finansial.

Postecoglou juga disebut kecewa dengan struktur klub yang masih terlalu birokratis. Ia ingin revolusi total dalam pola perekrutan pemain dan filosofi klub, namun rencananya ditentang. Pada akhirnya, perbedaan visi ini berujung pada ketegangan yang tidak bisa didamaikan.

Respon Dunia Sepak Bola

Eks pelatih Timnas Australia ini langsung mendapat simpati dari berbagai pihak. Gary Lineker, legenda Spurs, menulis di media sosial:

“Konyol. Kalian memberi dia tim yang belum stabil, dia beri kalian trofi Eropa. Lalu kalian pecat? Ini keputusan memalukan.”

Pakar sepak bola Sky Sports, Jamie Carragher, juga menyebut pemecatan ini sebagai langkah mundur.

“Kalau manajemen Spurs tidak siap bersabar dan mendukung pelatih, mereka tidak akan pernah maju. Postecoglou sudah menunjukkan kapasitasnya.”

Bahkan dari sisi pemain, ada sinyal ketidakpuasan. Son Heung-min dalam unggahan Instagram menulis: “Pelatih yang luar biasa. Terima kasih telah mempercayai saya. Anda layak mendapat lebih dari ini.”

Baca Juga:

Nasib Tottenham Setelah Kepergian Postecoglou

Pemecatan ini menimbulkan pertanyaan besar: Siapa yang layak menggantikan? Nama-nama seperti Roberto De Zerbi, Graham Potter, hingga Ruben Amorim mulai dikaitkan dengan kursi panas di Tottenham Hotspur Stadium.

Namun, banyak analis menilai siapapun yang datang akan menghadapi tantangan berat. Ekspektasi fans kini tinggi setelah trofi Eropa, sementara suasana internal klub sedang tidak sehat. Jika dewan direksi tidak mengubah cara mereka menangani pelatih, maka siapapun suksesor Postecoglou berpotensi menghadapi nasib serupa.

Apa yang Akan Dilakukan Ange Postecoglou Selanjutnya?

Setelah resmi dipecat, Postecoglou belum memberikan pernyataan panjang lebar. Namun, kabarnya beberapa klub besar Eropa sudah mulai mendekati dirinya. Napoli dan Bayern Leverkusen, misalnya, dikabarkan tertarik memakai jasa pelatih berfilosofi menyerang ini.

Dengan reputasi yang kini makin harum, Postecoglou tidak akan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru. Justru, Tottenham bisa saja menyesal di kemudian hari jika pelatih ini sukses besar bersama klub lain.

Refleksi: Apakah Trofi Tidak Lagi Menjamin?

Kasus pemecatan ini mencuatkan pertanyaan penting di era modern sepak bola: Apakah memenangkan trofi masih cukup untuk mempertahankan pekerjaan?

Sejumlah contoh serupa pernah terjadi. Di Chelsea, Roberto Di Matteo dipecat tidak lama setelah menjuarai Liga Champions. Di PSG, Laurent Blanc didepak meski memenangi treble domestik. Kini, kasus Postecoglou menambah daftar contoh tragis tersebut.

Sepak bola modern tak lagi sekadar soal hasil, tapi juga tentang filosofi, politik internal, dan kadang ego pengurus klub. Sayangnya, para pelatihlah yang selalu menjadi korban pertama.

Tragedi di Tengah Kemenangan

Pemecatan Ange Postecoglou bukan hanya soal keputusan manajerial, melainkan ironi dalam dunia sepak bola. Ia datang membawa harapan, meraih sejarah, tapi berakhir dengan pengkhianatan.

Tottenham memang berhasil meraih trofi Eropa pertama mereka, namun kehilangan pelatih yang menjadi arsitek kemenangan itu bisa menjadi langkah fatal. Fans kecewa, pemain frustasi, dan citra klub pun tercoreng.

Kini yang tersisa adalah satu pertanyaan besar: Apakah ini keputusan bijak atau awal dari kehancuran baru bagi Tottenham Hotspur?

Saya adalah reporter berita sepakbola ternama yang telah membuat nama untuk dirinya dengan liputan mendalam dan analitis tentang dunia sepakbola.