livescorepialadunia – Madrid, Spanyol – Dalam pertandingan yang selalu memantik emosi dan rivalitas, El Clásico edisi terakhir musim ini menghadirkan kejutan besar: Barcelona menghajar Real Madrid dengan skor telak 4-1 di Santiago Bernabéu. Kekalahan ini menjadi tamparan telak bagi Los Blancos yang baru saja memastikan gelar La Liga beberapa pekan sebelumnya. Namun lebih dari itu, laga ini ternyata menyisakan rasa pahit yang mendalam bagi calon bintang anyar Madrid, Kylian Mbappé, yang menyaksikan langsung dari tribun kehormatan.
Kekalahan telak dari rival abadi ini tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga emosional. Madrid yang selama ini tampil dominan di musim 2024/2025, tiba-tiba terlihat rapuh, bahkan tanpa perlawanan berarti saat dibantai oleh tim muda penuh ambisi yang dilatih oleh Hansi Flick. Di sisi lain, Mbappé, yang diyakini akan bergabung secara resmi ke Madrid pada musim panas ini, terlihat frustasi menyaksikan kekalahan klub barunya di laga terbesar Spanyol.
Pertandingan yang Penuh Derita untuk Madrid
Real Madrid turun dengan kekuatan hampir penuh di El Clásico yang digelar di kandang sendiri. Dengan barisan seperti Jude Bellingham, Vinícius Jr., Federico Valverde, dan Antonio Rüdiger, mereka difavoritkan untuk mengulang kemenangan di pertemuan pertama musim ini. Namun yang terjadi di lapangan justru sebaliknya.
Barcelona tampil tajam dan efisien. Dua gol cepat dari Lamine Yamal dan Raphinha membuat Madrid langsung tertekan sejak awal. Meski Vinícius sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1 di menit ke-31, Blaugrana justru tampil lebih percaya diri di babak kedua. Gol-gol tambahan dari Fermín López dan Robert Lewandowski menutup pesta Barcelona dan mengukir skor 4-1 yang mengejutkan publik Bernabéu.
Carlo Ancelotti, dalam konferensi pers usai laga, menyebut pertandingan ini sebagai “malam yang buruk untuk seluruh elemen Madrid” dan meminta maaf kepada para fans. Namun kekalahan ini lebih dari sekadar kehilangan tiga poin. Ini adalah tamparan harga diri – apalagi di hadapan Barcelona, musuh utama yang tak hanya menang, tetapi menghancurkan.
Mbappé di Tribun, Wajah yang Tak Bisa Menyembunyikan Emosi
Kylian Mbappé hadir secara diam-diam di Bernabéu untuk menyaksikan langsung El Clásico ini. Ia memang belum diperkenalkan secara resmi, namun sumber-sumber terpercaya menyebut bahwa semua kesepakatan dengan Madrid telah dituntaskan, dan sang penyerang hanya menunggu momen tepat untuk diumumkan.
Namun kehadirannya justru menjadi simbol ironi. Mbappé, yang digadang-gadang sebagai penyelamat masa depan Real Madrid, hanya bisa duduk di kursi VIP dengan wajah tegang saat menyaksikan tim barunya dipecundangi oleh rival bebuyutan. Kamera televisi sempat menyorot ekspresi Mbappé di menit ke-80 saat Barcelona mencetak gol keempat. Ia tampak menutup mulut dan menggelengkan kepala, sebuah gestur frustrasi yang sulit disembunyikan.
Menurut laporan dari Marca, setelah pertandingan, Mbappé langsung meninggalkan stadion tanpa berbicara dengan media atau ofisial klub. Seorang sumber internal Madrid mengatakan, “Dia tampak sangat kecewa, bukan karena hasil semata, tapi karena ia sudah membayangkan menjadi bagian dari tim ini. Kekalahan besar seperti ini menampar harapannya akan awal yang mulus.”
Baca Juga:
- Keajaiban Xabi Alonso di Bayer Leverkusen: Statistik yang Mengubah Sejarah Klub
- Arne Slot Soal Kepergian Trent Alexander-Arnold dari Liverpool: Kita Semua Tahu Dia Akan ke Mana
Simbol Lemahnya Mental Madrid di Laga Besar?
Kekalahan dari Barcelona ini bukan hanya soal skor besar. Lebih dalam, ini menyiratkan kelemahan struktural dalam skuat Madrid saat menghadapi tekanan intens. Saat kebobolan dua gol dalam 20 menit pertama, Madrid kehilangan arah. Lini belakang goyah, lini tengah kehilangan kreativitas, dan serangan menjadi terputus.
Lini tengah yang biasanya solid lewat duet Valverde dan Kroos terlihat kedodoran meladeni intensitas permainan Gavi dan Pedri. Toni Kroos bahkan ditarik keluar lebih awal setelah tampil kurang efektif. Sedangkan lini depan, meskipun Vinícius mencetak satu gol, tidak mampu memecah pertahanan disiplin Barcelona.
Mbappé, yang dikenal sebagai pemain besar untuk laga besar, tentu mencermati dinamika ini. Baginya, menyaksikan klub impiannya terlihat “tak bernyawa” di laga sebesar El Clásico adalah pengalaman yang mengguncang secara psikologis.
Reaksi Media dan Suporter: Sorotan Tambahan pada Absennya Mbappé
Menariknya, media Spanyol menyoroti bahwa jika saja Mbappé telah menjadi bagian tim, hasil pertandingan mungkin akan berbeda. Surat kabar AS menulis:
“Real Madrid butuh pembeda. Di malam penuh tekanan, mereka kehilangan pemimpin di depan. Mbappé mungkin adalah jawaban, tapi malam ini hanya menunjukkan bahwa tim ini belum lengkap tanpanya.”
Suporter Madrid juga bereaksi di media sosial. Banyak yang menyuarakan harapan agar kedatangan Mbappé benar-benar bisa menambal kekurangan Madrid, terutama dalam mencetak gol di laga besar. Namun ada pula yang khawatir apakah satu pemain bisa mengubah segalanya.
Akun X (Twitter) @MadridistaForever menulis:
“Malam ini menyakitkan. Tapi juga mengingatkan kita kenapa kita butuh Mbappé lebih dari sekadar selebrasi. Kita butuh dia untuk El Clásico, Liga Champions, dan laga-laga di mana harga diri dipertaruhkan.”
Pandangan Mbappé: Harapan dan Tekanan Menumpuk
Bagi Kylian Mbappé, El Clásico ini menjadi pengingat bahwa perjalanan bersama Real Madrid tidak akan mudah. Ia datang dengan ekspektasi langit – menjadi penerus Cristiano Ronaldo, memimpin generasi baru, dan mengembalikan dominasi Eropa.
Namun pertandingan ini juga menjadi gambaran nyata bahwa akan ada momen pahit, tekanan mental, dan harapan yang bisa berubah jadi tekanan jika tak diimbangi performa gemilang.
Sumber dekat dengan keluarga Mbappé menyebut bahwa Kylian menerima kekalahan ini sebagai motivasi, bukan ketakutan.
“Dia tidak gentar. Tapi jelas, ini menyakitkan. Dia sudah membayangkan mengenakan seragam putih dan membuat perbedaan di laga sebesar ini. Dia ingin memastikan bahwa El Clásico berikutnya, Madrid menang – dan dia jadi alasan utamanya,” ujar sumber tersebut.
Dampak pada Transfer dan Persiapan Musim Depan
Kekalahan dari Barcelona juga mempercepat urgensi perombakan skuad Real Madrid. Manajemen klub kini semakin fokus untuk menyelesaikan proses integrasi Mbappé dan menambah amunisi lain, termasuk bek kanan dan gelandang bertahan.
Ancelotti sendiri dalam wawancaranya menyiratkan bahwa Madrid harus “bertransformasi” untuk musim depan. Nama-nama seperti Alphonso Davies (Bayern) dan Joshua Kimmich juga dikaitkan dengan Madrid sebagai bagian dari rencana memperkuat skuad.
Kedatangan Mbappé akan menjadi sentral dari proyek baru ini. Ia bukan hanya penyerang, tetapi simbol bahwa Madrid memasuki era baru – era di mana mereka berharap El Clásico tak lagi jadi mimpi buruk.
Luka yang Menyakitkan, Tapi Bisa Jadi Titik Balik
El Clásico selalu menyimpan cerita. Bagi Real Madrid, kekalahan telak dari Barcelona kali ini bukan hanya catatan di papan skor, tetapi luka emosional yang menyentuh pemain, pelatih, suporter, bahkan mereka yang belum resmi berseragam putih – seperti Kylian Mbappé.
Namun dalam setiap luka ada pelajaran. Mbappé, yang menyaksikan dari tribun, kini mendapat gambaran paling nyata tentang tekanan dan ekspektasi yang akan menyertainya di klub paling besar di dunia.
Jika ia mampu menghadapinya, dan menjadikannya bahan bakar untuk tampil lebih baik, maka El Clásico yang menyakitkan ini bisa menjadi titik balik. Titik awal dari kisah kepahlawanan baru – kisah tentang pemain yang datang setelah kekalahan, untuk membawa Real Madrid kembali ke jalur kejayaan.