livescorepialadunia – Arsenal musim ini sedang menikmati tren positif di Premier League, tetapi ada satu komentar yang memancing diskusi panas: Arsenal disamakan dengan Stoke City karena dinilai terlalu mengandalkan gol dari set-piece. Meskipun pernyataan ini terdengar seperti sindiran, apakah benar terlalu bergantung pada situasi bola mati? Dan apakah itu sesuatu yang buruk?
Mari kita telusuri fakta-faktanya dan melihat apakah Arsenal yang saat ini sedang bersaing di papan atas benar-benar bisa disamakan dengan Stoke City yang dikenal dengan gaya bermain fisikal dan bola mati.
Stoke City dan Citra Permainan Set Piece
Untuk memahami perbandingan ini, kita perlu melihat lebih dekat apa yang membuat Stoke City di masa kejayaannya identik dengan bola mati. Di bawah asuhan Tony Pulis, Stoke dikenal sebagai tim yang mengandalkan permainan fisik, bola panjang, dan situasi bola mati untuk mencetak gol. Strategi ini efektif, meski sering mendapat kritik karena dianggap minim estetika.
Salah satu ciri khas mereka adalah lemparan ke dalam panjang Rory Delap, yang menjadi “senjata rahasia” Stoke dalam menciptakan peluang gol. Dari lemparan Delap, Stoke sering kali mengejutkan lawan-lawan mereka, bahkan tim-tim besar seperti Manchester United dan Arsenal.
Namun, perbandingan dengan Stoke City menjadi kontroversial ketika dilekatkan pada Arsenal yang di bawah asuhan Mikel Arteta justru dikenal memainkan sepak bola modern dengan penguasaan bola yang dominan dan permainan dinamis.
Fakta: Arsenal Memang Efektif dalam Situasi Set Piece
Meskipun tidak sepenuhnya adil menyamakan dengan Stoke City, ada fakta yang tidak bisa diabaikan: Arsenal saat ini menjadi salah satu tim paling mematikan dalam situasi bola mati. Data menunjukkan bahwa Arsenal telah mencetak lebih dari 50 gol dari set-piece sejak Mikel Arteta menjadi pelatih pada 2019, menjadikan mereka salah satu tim terbaik di Premier League dalam kategori ini.
Pada musim 2023/2024, Arsenal kembali menunjukkan keunggulan mereka dalam situasi bola mati. Beberapa fakta menarik tentang performa set-piece Arsenal:
- Persentase Gol dari Set Piece
Arsenal mencetak hampir 30% dari total gol mereka musim ini melalui situasi bola mati, termasuk tendangan sudut, tendangan bebas, dan penalti.
- Kreator Utama
Bukayo Saka dan Martin Ødegaard adalah pemain kunci dalam eksekusi set-piece, baik sebagai pengumpan maupun pencetak gol.
- Target di Kotak Penalti
Pemain-pemain seperti Gabriel Magalhães, William Saliba, dan Declan Rice menjadi target utama dalam situasi bola mati, berkat kemampuan fisik dan duel udara mereka.
- Efektivitas yang Tinggi
Arsenal memiliki tingkat konversi gol dari set-piece yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan tim Premier League lainnya.
Baca juga:
Mengapa Arsenal Mengandalkan Set Piece?
Ada beberapa alasan mengapa begitu efektif dan sering mencetak gol dari situasi bola mati:
- Strategi yang Diperkuat oleh Nicolas Jover
Nicolas Jover, pelatih set-piece Arsenal, telah membawa perubahan besar sejak bergabung dengan klub pada 2021. Dia menggunakan pendekatan analitis untuk memaksimalkan peluang gol dari situasi bola mati, termasuk mempelajari kelemahan lawan dalam bertahan.
- Kedalaman Skuad yang Mendukung
Arsenal memiliki pemain-pemain dengan teknik tinggi seperti Saka, Ødegaard, dan Leandro Trossard untuk memberikan umpan akurat. Selain itu, mereka memiliki bek dan gelandang yang kuat dalam duel udara.
- Fleksibilitas Taktik
Arsenal tidak hanya mengandalkan permainan terbuka, tetapi juga mampu mencetak gol melalui berbagai situasi, termasuk bola mati. Fleksibilitas ini membuat mereka lebih sulit ditebak oleh lawan.
- Persaingan yang Ketat
Dalam liga yang semakin kompetitif, setiap peluang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Gol dari set-piece menjadi elemen penting untuk meraih poin, terutama dalam pertandingan-pertandingan ketat.
Perbandingan Arsenal dan Stoke City: Apel dan Jeruk
Meskipun Arsenal dan Stoke City sama-sama efektif dalam set-piece, gaya permainan mereka sangat berbeda:
- Penguasaan Bola vs. Fisik
Arsenal adalah tim yang bermain dengan dominasi penguasaan bola, sedangkan Stoke City mengandalkan fisik dan bola panjang.
- Kreativitas
Mencetak gol dari set-piece melalui variasi taktik yang kreatif dan teknik tinggi, sedangkan Stoke sering memanfaatkan kekuatan fisik untuk mengintimidasi lawan.
- Pendekatan Taktis
Arsenal menggunakan bola mati sebagai salah satu senjata dalam taktik keseluruhan mereka, sementara Stoke menjadikan set-piece sebagai inti dari strategi permainan.
Kritik atau Pujian?
Komentar yang menyamakan dengan Stoke City bisa dianggap sebagai kritik, tetapi juga bisa dipandang sebagai pengakuan atas efektivitas Arsenal dalam memanfaatkan situasi bola mati. Di era sepak bola modern, gol dari set-piece adalah bagian penting dari permainan, dan tim-tim besar seperti Manchester City dan Liverpool juga memiliki rekor yang bagus dalam kategori ini.
Dalam konteks ini, seharusnya tidak merasa tersinggung. Justru, kemampuan mereka mencetak gol dari situasi bola mati menunjukkan bahwa tim ini semakin berkembang menjadi lebih komplet, dengan senjata di setiap aspek permainan.
Reaksi Fans dan Pengamat
Fans Arsenal sebagian besar melihat komentar ini sebagai pujian terselubung. Di media sosial, banyak yang membela tim kesayangan mereka. Dengan menyebut bahwa Arsenal telah menunjukkan fleksibilitas taktik yang tidak dimiliki banyak tim lain.
“Kalau bisa mencetak gol dari set-piece dan permainan terbuka, itu artinya tim kita luar biasa. Biarkan orang lain berbicara, kita fokus pada kemenangan,” tulis salah satu pengguna Twitter.
Pengamat sepak bola juga memuji karena mampu menggabungkan permainan indah dengan efektivitas. Beberapa bahkan menyebut bahwa tim asuhan Mikel Arteta saat ini adalah salah satu yang paling lengkap di Premier League.